Mohon tunggu...
Dieny Rahmi
Dieny Rahmi Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreneur

Sky Admirer | Penulis Diary http://dienyrahmi.blogspot.co.id/ dienyrahmi02@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | "Someone From The Train: His Big Step"

9 November 2018   13:00 Diperbarui: 9 November 2018   21:41 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah 12 Juli di kereta, ntah mengapa aku merasa yakin, jika dengannya aku akan bertemu lagi, tapi belum terfikirkan akan menjadi apa statusnya. Semoga dia tidak berbesar kepala, ditinggalkanku id Instagram, sehingga hanya ada Instagram diantara kita, aku sengaja sering-sering memasang instastory, dan dikomennya selalu feedku, haha berhasil juga, pikirku.

Dari situ semua berawal, thanks to Instagram hehe. Tak ku sangka balasannya akan seantusias itu, kita bertukar pesan via dm (direct message) Instagram, dari pagi hingga malam, tapi tidak berlangsung lama, hanya beberapa hari, karena menurutku itu cukup merepotkan. DM di Instagram tidak seefektif dan sepraktis Whatsapp, inginnya ku pindah chat ini pada whatsapp, tapi aneh rasanya jika meminta nomornya duluan.

Ku ceritakan tentang ini pada kawanku di kantor, dan sebuah dramapun dibuat. WARNING, this is my first time I talk about the truth behind this case beside this friend HAHA, aku tidak tahu apakah dia benar benar percaya akan skenario tersebut atau just playing follow my game xoxo.

"gini din, pura-pura eror aja din ig kamunya, nanti dia kalo emang suka sama kamu, pasti minta nomor kamu" kurang lebih begitu saran kawanku. Haha dengan konyolnya akupun setuju, lets play the game ahahaaa.

Baca juga: "Someone From The Train: He Was Stranger"

Start...! saat itu ku berkirim tulisan dengan format gambar, tulisan itu tertulis yang intinya aku tak bisa membaca pesannya. padahal aku bisa membaca tulisan di chatnya, tapi demi kesuksesan skenario, berpura-purapun aku HAHA. Bersikukuh aku tak bisa membaca chatnya, diapun kembali mengirim tulisan berformat gambar.

Dokpri-Dira was my combine name
Dokpri-Dira was my combine name
YES, berhasil. Aku tertawa dan segera melapor pada kawanku.

"Teh, it work!!" dan dia ikut tertawa.

HAHAHAA sampai saat ini aku merasa malu, menggunakan hal sekonyol ini untuk bisa ber-chat dengannya. Atuh da kumaha, dia ga minta nomor aku, pernah dengar berbohong untuk kebaikan? Apakah ini salah satu contohnya? Jika bukan haha semoga dimaafkan.

Ucapnya, selama ini hanya dia yang berusaha, hanya dia yang berlari, aku cukup duduk diam menanti dan mengikuti alurnya. Inginku beritahunya, jika itu tidaklah benar. Karena dibalik usahanya akupun berusaha, aku tidak diam duduk manis dan menunggu, akupun ikut berlari dan mengejar langkah kakinya yang panjang itu. Aku tak selihai dan tak secerdas dia, tapi aku berusaha untuk ikut mengimbangi, agar kita dapat bertemu dalam angan yang disemogakan.

Semoga rencana kita saling bertemu, ditempat dan waktu yang indah segera, hari itu sesuai rencanaku, kamu dan atas izinNya.

Thanks to Instagram.

Kita berpindah pada whatsapp, begini chat pertama dia setelah berpindah dari Instagram.

(dok pri- Look the date, 5 days after we meet, his first chat)
(dok pri- Look the date, 5 days after we meet, his first chat)
Dia terasa asing, our joke wasn't click, pikirku, mari kita berteman dan biarkan Tuhan memutuskan sisanya. Tapi dia mengambil sebuah langkah, langkah yang teramat Panjaaaang, yang akupun tak cukup memori untuk me-loadingkan itu semua.

Dari mana keyakinan itu muncul dear love? Dihari pertama kita bertukar pesan via whatsapp tersebut, dihari malam itu juga he proposed me!!!!!!

What should I do? I just scream alone in my room. I bet you never know that feeling, being proposed by someone who you knew just about five days, even though just by phone, he success make my heart jumped. Aku penasaran apa yang ada diotaknya, mengapa dia semudah itu berucap?.

Pikirku mungkin dia sedang iseng dan sedikit gila, tapi disisi lain akupun penasaran, "how far he will play this game", tapi ternyata yang direncanakannya bukanlah sebuah permainan, tapi sebuah pelaminan >,< HAHAHAHAAAA

 Sepertinya Tuhan mendengarkan doaku, bisa jadi begitu. Akupun terkaget ketika melihat feed instagramku. I was praying with train as a pict. LOL.

(dok pri - my feed Instagram last year)
(dok pri - my feed Instagram last year)
Look the date, and God sent him in place where I was praying HAHAA. This is too ridiculous to be called destiny, and I don't believe in coincidence. What should I do then? HAHAHA

Now, He show me the best flower road, so how can't I not fallin in love with this guy?

After that night, I tell my mom and she was like "well, its all up to you, but my advice is you should know him more and better".Yes, I follow her advice and we make a plan to meet, talk properly and yeah I just follow the rhyme.

So, our second meet wasn't the next day. I won't tell you now xoxo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun