Mohon tunggu...
Lutfi Nasution
Lutfi Nasution Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Amatiran Ndeso

Biasa aja ... Masih Belajar dan Terus Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jurus Panik dan Kampungan Jelang Kongres V PAN

20 Januari 2020   06:24 Diperbarui: 20 Januari 2020   06:44 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Politik adalah apa, siapa, kapan, dan bagaimana seseorang berkuasa", dalam politik selalu ada proses dramatika yang menarik untuk ditonton, bukan hanya dramatika poltik di rebutan kekuasaan yang besar tingkat internasional atau nasional, bahkan dramatika politik tingkat RT atau RW pun sangat menarik ditonton oleh warga dan warga RW sekitarnya. 

Pilpres yang lalu saja, dari tokoh nasional hingga warga di bawah seolah tak ada waktu selain berbicara soal pilpres, artinya skenario dan struktur dramatika yang disajikan cukup berhasil, walau banyak pula yang kecewa tatkala Prabowo bersedia menjadi menteri di kabinet Jokowi, peristiwa tersebut menjadi penutup cerita yang tidak happy ending atau anti klimak bagi banyak penonton ataupun pemain drama yang terlibat

Kongres PAN yang akan dilaksanakan pun merupakan peristiwa drama rebutan kekuasaan, di awal drama berjalan landai saja dan seolah tanpa naskah yang jelas, dinamika dalam struktur dramatikanya tidak menarik untuk ditonton, hambar dan membosankan, belum jelas siapa yang berperan sebagai antagonis atau protagonis

Berjalan waktu dengan mendekatnya pelaksanaan kongres yang akan digelar bulan februari mulai terasa ada dinamika konflik dramatika yang disajikan, rapat yang seolah deadlock, hingga adu jotos pun terjadi, serang menyerang issue, bahkan belum lama ini isseu lama dimunculkan kembali, yaitu panggilan Bang Zulhas oleh KPK, issue basi yang selalu diungkap dan digoreng dalam moment politik ekstrenal maupun internal

Saya melihat penanggilan KPK ini jadi semacam komoditi politik, jika dibutuhkan muncul kembali, seperti tindakan "by order", kapan mesti muncul dan kapan mesti tenggelam, dan itu berulang terjadi tanpa jelas endingnya. 

Kalau saja benar bahwa panggilan KPK ini by order dan diorder oleh sesama kader PAN hanya untuk kepentingan rebutan kekuasaan partai bagi saya ini sikap yang sangat naif dan kampungan, jurus mabok atau panik, orang panik dan sudah merasa kalah dengan pikiran joroknya ia akan melakukan apapun, termasuk membunuh temannya sendiri, ibarat orang tenggelam ranting pohon yang mengambang pun ia akan raih untuk selamatkan diri.

Dari perjalanan kontestasi menuju kongres saat ini, semakin dekat terlihat mana peran Protagonis dan mana peran Antagonis, sangat mulianya jika sesama kader memegang prinsip "Bertarung Tanpa Mempermalukan Lawan", tanpa mesti menyerang yang jusrtu semakin merugikan PAN, hindari strategi basi dan kampungan dengan membunuh lawan yang sesungguhnya adalah kawan

Sumber AAP SALAPUDIN BER-PAN

LANJUTKAN!!

By: @porosmendawai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun