Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... Pembelajar di Institut Kehidupan

Mengamati, merekam dan mengawetkan ingatan lewat catatan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Gunung Padang: Polemik dan Misterinya

23 April 2025   13:54 Diperbarui: 24 April 2025   17:34 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teras pertama Gunung Padang. Foto: Bimo Tedjokusumo

Punden berundak dengan teras lima tingkat ini mulai ramai diperbincangkan publik dan akademik sejak 2012. Ini akibat klaim dugaan harta karun dan usia lebih tua dari Piramida Mesir.

Polemik terus berlanjut. Tahun 2024, Gunung Padang muncul di serial dokumenter Netflix "Ancient Apocalypse". Penjaga situs mencatat adanya lonjakan wisatawan sejak itu, terutama dari manca negara.

Kalangan akademisi sempat heboh akibat pencabutan publikasi arkeologi di jurnal Archeological Prospection oleh penerbit John WIley & Sons pada Maret 2024. Singkatnya ini akibat kesalahan metodologis teknik penanggalan karbon sampel tanah.

Catatan awal Gunung Padang muncul di publikasi Oudheden van Java (Antiquities of Java) tahun 1891. Saat itu, Rogier Diederik Marius Verbeek menuliskan observasi De Corte, surveyor Belanda yang mengunjungi situs itu pada 1890. Kemungkinan terjadi seiring pembangunan terowongan Lampegan (1879-1882) yang menghubungkan jalur kereta Sukabumi - Cianjur. Lokasinya sekitar 7 kilometer dari Gunung Padang.

Orientasi arah Gunung Padang menghadap Bukit Pasir Pogor dan Gunung Gede Pangrango. Foto: Diella Dachlan
Orientasi arah Gunung Padang menghadap Bukit Pasir Pogor dan Gunung Gede Pangrango. Foto: Diella Dachlan

Naskah dan Pantun Sunda Kuno

"Padang" dalam konteks Sunda Kuno memiliki beberapa arti seperti terang, terbuka, bahkan pencerahan. Maknanya melambangkan kesucian dan spiritualitas Sunda Wiwitan dan Hindu-Buddha di nusantara.

Naskah dan Pantun Sunda tentang Gunung Padang usianya relatif muda. Mengutip dari literatur, sampel karbon C14 dari teras I mengindikasikan berasal dari 117- 45 SM.  Sedangkan beberapa naskah dan pantun seperti Purwaning Jagat  dan Serat Purasangkara, Wawacan Nagara Gede dan Carita Ratu Pakuan berasal dari kurun abad 17 -- 19.

Anehnya, Bujangga Manik, rahib pengelana Pakuan Pajajaran, tidak menyebutkan keberadaan Gunung Padang di catatan perjalanannya melintasi Jawa dan Bali sekitar abad 15/16. Ia justru menyebut lokasi pertapaan dan punden berundak yang diduga adalah Kabuyutan Cibuni, sekitar 3 jam berkendara ke arah Gunung Patuha, Ciwidey. 

Tidak hanya di Cianjur, penamaan Gunung Padang ditemukan di daerah lain di Jawa Barat, misalnya Ciwidey (Kab Bandung),  Cikoneng (Ciamis) dan Cikatomas (Tasikmalaya).

Ritual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun