Mohon tunggu...
didik Pudjosentono
didik Pudjosentono Mohon Tunggu... Jurnalis - saya adalah sekian dari beberapa Penulis yang tercecer di gramatika media di negara ini , saya Lulusan Filsafat IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta TH 1996 , dan menganggur , tidak dapat pekerjaan sejak lulus Kuliah hingga sekarang, karena buruknya birokrasi dan banyaknya persaingan tidak sehat untuk bekerja apapun di Negeri beganjing ini
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Capricornus

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dari Bilik Kesemestaan yang Kecil

24 Februari 2020   20:17 Diperbarui: 24 Februari 2020   20:15 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jendral kardus ( dokpri)

Diantara cerita sedih yang pernah terbentang  inisuramnya harapan lakumu , dari artifisial yang cantik  dan berani , kenaggunan dan pesona yang ditampilkan , tentu saja dengan kata -kata lembut dan rayuan merajuk , siap mengira ternyata kau Garong ,kau  penuh intrik, penuh rahasian  dimana saja kau kibul  bahkan benda benda  yang jelas kelihatan saja tertipu ap[alagi dalam bahagian -bagian tersembunyi ..aku rasa sudah mati rasa kau ..pemawaan yang bersahaja dan mempesona yang menipu ..semua tertipu oleh tipu muslihatmu ..acapkali membabi buta dan menipu diri  , menyiksa diri  untuk menyingkap tabir rahsia  hanya untuk bertaruh demi uang dan kehormatan palsumu..ohh betul betul anak ababi ..petarung yang tak bisa mundur...mereka sebut dirimu anakan celeng ..aku ingat ketika KKN bapakmu menjadi koruptor yang sabot Uang  bandes dan  Rakyat warga sedesa mendemo  bapakmu didepan  rumah , semua terbukti , kalian adalah keluarga maling yang penuh intrik dan tipu muslihat, apalagi ibumu yang kolokan. hanya soal  kembang saja berani memperkarakan menantunya sendiri ke kantor Polisi dan memerintahkan centeng untuk menghabisi menatunya sendiri, dengan segala tipu daya dan muslihat  menantu satunya dimintai kucuran modal untuk membangun rumah dan modali buat toko..sialan ..kumpulan manusia busuk dan berbau babi saja "kata kata dalam hati yang geram.  mengapa kau korbankan segala yang terbaik hanya untuk babi babi itu ?  apa guna hidup bersama dalam kekotoran dan kubangan ..berfikirlah sejenak hai babi. Pikiran paling lemahpun semua tahu kalau kau seorang atheis , yang tidak p[unya pedoman dan rasa malu .. tuhan hanya ucapan dibibirmu saja untuk cari sumbangan dan simpati banyak orang ..dan untuk melawan atheisme dengan berjubah ketakwaan itu sangat sulit ..karena kau anggap Tuhan ada dimana mana .termasuk dirimu sendiri . adnaikan saja aku percaya padamu mungkin aku akan terteror teramat dalam , karena kelicikannmu telah mengibaskan niali-nilai kemanusiaan  setelah mendapat apa yang kau inginkan saja kau masih tak tahu diri, apalagi kalau tak mendpat , bisa bisa kau bunuh orang pelaku kejahatan berdalih kemanusiaan , kau pikir aku bisa kau kibuli lagi dengan rengekan dan tangismu  dengan mengenang kenangan dan berlari ke masa lalumu , dan kau giring lagi aku ke duniamu yang gelap. kekosongan keyakinan yang kau pertahankan  hampir saja aku terperdaya lagi dengan ocehanmu dan penyesalanmu . tapi semuanya terlambat ..sesalisendiri langkah langkah salahmu dan tempuhlan hidup dengan gayamu sendiri selesaikan  tahun tahun penderitaan sendiri dan gerbong kematian menati..didepan sana .. ( sieuginio )

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun