Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen (Panjang): Yang Bersemi dari Jamarat

23 Oktober 2017   20:24 Diperbarui: 25 November 2017   17:53 14064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bismillah wallahu akbar!" Wiwin melambaikan atangan ke arah hajar aswad kemudian menegcup tangannya,

Bu Yanti tidak mempedulikan gadis di sebelahnya yang ia lirik masih kelihatan bingung.

Usai thawaf ke tujuh dan shalat di belakang maqom Ibrahim, Bu Yanti menepuk pundak Wiwin.

"Syalmu hilang Win?"

"Iya Bi.... tadi sih ada yang mengembalikan, ketika putaran keenam. Tapi kok ada yang aneh."

"Anehnya?"

"Kok tiba-tiba Win jadi bingung, malah spontan Win katakan ambil saja!"

"Jadi? Syal-nya diambil orang itu?"

"Ya bukan diambil, Win yang bilang begitu. Jadi ya sudah, dia bawa. Lah terus Win pakai ciri yang mana? Ntar kalau nyasar?"

"Sssst  nggak boleh ngomong gitu! Ntar nyasar beneran!" Bu Yanti mengingatkan  kepokannya agar tak sembarang bicara di masjidil Harom.

"Astaghfirullah .... Iya.. iya... Win ralat."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun