Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen (Panjang): Yang Bersemi dari Jamarat

23 Oktober 2017   20:24 Diperbarui: 25 November 2017   17:53 14064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ge-er nanti dia Mas."

"Mira...  Mira... maafkan Mas ya, kalau ada anak seusia ini bawaanya kepengen  nggoda terus. Mmm.... kebetulan adik bungsu saya, seusia Mira ya kaya  gini, cantik. Saya suka menggoda dan mengerjainya."

"Kok nggak diajak?" tanya Wiwin. Denny tak segera menjawab.

"Emm.... sayang Dinar adikku sudah pergi jauh."

"Maksudnya?"

"Dinar telah mendahului kami.... tepat seminggu sebelum saya berangkat melaksanakan ibadah haji...."

"Innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun. Turut bela sungkawa Mas." kata Wiwin yang tiba-tiba saja mengembang air matanya.

"Terima  kasih. Kadang saya sebagai kakak tak bisa melupakan dia, adik yang  sangat aku cintai. Aku semakin sayang, dan dia sesungguhnya ada di dekat  kami, berbahagia dalam rahmat Allah. Saya selalu kangen, mendengar  suara terakhir yang sempat aku rekam ketika dia sakit di akhir-akhir  hidupnya."

"Och....."

Perlahan Denny mengeluarkan HP, menekan tombol galeri untuk memunculkan rekaman suara adiknya.

"Boleh aku perdengarkan?" Denny minta ijin. Mira dan Wiwin mengangguk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun