Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen (Panjang): Yang Bersemi dari Jamarat

23 Oktober 2017   20:24 Diperbarui: 25 November 2017   17:53 14064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Indonesia!" tiba-tiba ia mendengar ada  suara di sebelah kirinya berjalan. Wiwin menoleh. Ia melihat seorang  pemuda di sebelahnya.

"Ya? Saya?"

"Iya, Mbak."

"Oooo... ada apa ya?"

"Awas hati-hati jangan sampai melihat ke belakang. Nanti putaran yang  ini batal."

"Oh! Iya... iya."

"Ini syal anda Mbak? Kloter Majalengka?" katanya sambil menyorongakan syal ciri kloter.

"Oh... iya.... tapi .... mmm..... ambil saja. Ya ambil saja silakan!" kata gadis sambil bergegas mempercepat jalan sambil terus menggamit lengan Bu Yanti.

Kejadian  itu tepat ketika mereka berdua hampir mengangkat tangan lurus dengan  rukun Yamani. Entah karena daya apa, Wiwin dengan mantap mengatakan  "ambil saja" . Namun begitu hampir memasuki putaran keenam di lampu  hijau, gadis itu terhenyak.

"Syalku?"

"Sssst.... lampu hijau Neng! Bismillahi wallahu akbar!" sergah Bu Yanti mengingatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun