Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen (Panjang): Yang Bersemi dari Jamarat

23 Oktober 2017   20:24 Diperbarui: 25 November 2017   17:53 14064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat tinggal jamarat!

Tanpa  sadar ketiganya melambaikan tangan ke arah ketiga jumroh. Air mata  tampak menitik. Bibir mereka terkatub. Ketika ketiganya diam, dari  belakang terdengar teriakan beberapa jamaan yang usai melontar jamarat.  Denny menoleh.

"Itu rombonganku! Bendera itu. Aku wajib gabung."

"Ooo..."

"Mbak  Win sama Ibu Yanti, jamarat mungkin yang terakhir dalam hidup Denny,  tapi saya berdoa mudah-mudahan mengenal Mbak dan Ibu berdua bukan yang  terakhir."

"Iya, Insya Allah Mas ... terima kasih sudah ditemani dari tadi pagi."

"Boleh minta foto?"

"Ooo... mmm... yah nggak apa-apa."

Pemuda  itu minta tolong jamaah lain yang lewat di dekatnya untuk membidik  mengambil foto dengan HP. Beberapa jepretan kini telah ada di HP pemuda  itu. Sebenarnya Wiwin ingin memiliki foto itu, namun ia malu.

"Saya tahu kalau saya minta nomor WA nggak akan dikasih... hehee....." kata Denny sambil tertawa.

"Bisa saja menebak. Tapi benar."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun