Mohon tunggu...
Didik Djunaedi
Didik Djunaedi Mohon Tunggu... Editor - Penulis, Editor dan Penikmat Hiburan

Editor, penulis, dan penikmat hiburan

Selanjutnya

Tutup

Film

"A Man Called Ahok" atau Kim Nam?

11 November 2018   08:09 Diperbarui: 11 November 2018   09:36 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Sudah nonton "A Man Called Ahok" dan mewek di beberapa adegan. Mungkin secara sinematografi (eciyeeee... ikut-ikutan bahas biar kayak pengamat beneran) bukan termasuk film yang di atas rata-rata, tetapi menurut saya pesan yang ingin disampaikan diterima penonton dengan baik. Yang terpenting adalah penonton dapat menerimanya dan menikmatinya. Adegan demi adegan masih bisa saya nikmati dan bahkan bikin saya tersentuh dan meneteskan air mata. 

Di film ini memang yang terlihat menonjol adalah Si Tauke Kim Nam, ayah Ahok. Dan kebetulan pemeran Kim Nam, baik versi muda (Denny Sumargo) dan versi tua (Chew Kin Wah) berperan ciamik. Chew Kin Wah, aktor Malaysia ini memang aktingnya sudah tidak diragukan lagi. Ia sudah pernah berperan di beberapa film Indonesia sebelumnya. 

Pilihan untuk menonjolkan sang ayah ini sah-sah saja karena sebagian besar setting film adalah masa kanak-kanak dan masa muda Ahok di Belitung. Dan dari sana pulalah tergambar asal sikap Ahok selama ini yang kita kenal. Usaha Daniel Mananta untuk memerankan Ahok pun layak diberi jempol, ada beberapa gestur dan nada suara yang mirip. 

Film ini menunjukkan pada kita pentingnya kejujuran, kepedulian terhadap orang tidak punya, dan nasionalisme kaum keturunan (dalam hal ini Tionghoa). 

Ada tiga kutipan menarik yang layak direnungkan dan membuat kita tersentuh. 

"Aku tidak takut kalah, aku hanya takut jika aku salah."

"Kita tidak pernah bisa memilih untuk dilahirkan dari keluarga apa, tetapi kita bisa memilih mimpi kita."

"Ahok pada ayahnya: Sebetulnya kita ini orang Indonesia atau China? 

Ayah Ahok: Janganlah pernah berhenti mencintai negeri ini."

Oh ya, Dony Damara yang berperan sebagai pejabat antagonis dari awal sampai akhir bolehlah kita kasih bintang. Dia tidak berganti peran dari zaman Ahok muda sampai dewasa. Sekaligus ini menunjukkan orang-orang seperti ini selalu ada di sekitar kita. Nyebelin kan?

Seperti halnya di film Bohemian Rhapsody, muncul Mike Myers yang tidak kentara dan tidak kita duga, di film AMCA ini ada keluarga Irawan (Ade, Dewi, Ria) yang tidak saya ketahui hingga saat muncul credit title-nya meskipun perannya tidak terlalu menonjol. Ah ini spoiler pemain. Hahaha... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun