Mohon tunggu...
Didik Agus Suwarsono
Didik Agus Suwarsono Mohon Tunggu... Cah Angon -

"Khoirunnas anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tipe-X

6 Juli 2016   07:52 Diperbarui: 6 Juli 2016   09:40 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tipe- X, secara sederhana berdasarkan etimologi (asal-usul kata) "type" berarti ketik, tulis, sedangkan "ex" berarti bekas. Dalam bahasa Indonesia kedua kata tersebut digabungkan menjadi satu kata yaitu Tipe-x. Alat yang dikenal luas oleh orang kantoran, anak sekolahan bahkan orang awam sekalipun. Tipe-x yang mudah ditemukan dimana saja karena kegunaannya.
Fluid eraser yang begitu mudah digunakan. Dalam sekejap, so fast, so easy kata "SALAH" dapat dengan mudah dihapus tanpa bekas ______.

Jika harus dipadankan dengan Tipe-X, mampukah Idul Fitri yang saat ini sedang kita rayakan meng-kick out semua kesalahan, noda dan dosa sampai pada serat-seratnya, sebagaimana Tipe-X menggantikan kata yang "SALAH" menjadi "BENAR" dan mereplace kata "KHILAF" menjadi "MAAF". Sehingga setelah melewati idul fitri, kita dapat terlahir suci, putih dan bersih.

Rasanya perlu pemaknaan yang khusus agar idul fitri dapat menjadi telaga penyucian diri setelah sebulan penuh kita ditempa di kawah candradimuka yang disebut ramadlan. Perlu ikhtiar lebih untuk menghadirkan esensi dan nilai idul fitri, agar kita tidak terlalu larut dalam format budaya semata. Sama seperti kakek tua yang memaksakan dirinya melahap daging keras dengan gigi ompongnya. Perayaan gegap gempita tetapi kosong akan pemaknaan di dalamnya. Sebuah buku usang yang dibungkus dengan cover yang penuh warna, agar kita menyebutnya sebagai buku "BARU".

Idul fitri adalah suatu ritual ilahiyah yang mengkombinasikan dua konsep ibadah, hablum minaallah sebagai bentuk penghambaan kita terhadap Allah SWT sebagai pencipta, sekaligus secara bersamaan membingkai kita dalam kerangka hablum minannaas, yang mengkoneksikan humanitas dan rasa kesosialan kita. Oleh karenanya, dalam menggapai esensi idul fitri, diperlukan keistiqomahan dengan segala kesungguhan jiwa untuk benar-benar "taubatan nasuha" jika terminal akhir dari semuanya adalah tabularasa jiwa. Memohon maaf serta memberikan maaf "zahir wal bathin" kepada sesama dengan segenap kesadaran hati untuk kemudian tidak akan mengulangi lagi, sehingga kita dapat terlahir kembali seperti seorang bayi yang suci.

Tipe-x semoga bisa menjadi pengantar kita merayakan idul fitri tahun ini.
Minal aidlin wal faidzin
Mohon maaf lahir bathin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun