Mohon tunggu...
Didi Junaedi
Didi Junaedi Mohon Tunggu... -

Dosen di IAIN Syekh Nurjati Cirebon Penulis Buku-buku Motivasi Islami: Qur'anic Inspiration, DREAM, Berbahagialah, 5 Langkah Menuju Sukses Dunia-Akhirat, Agar Allah Selalu Menolongmu, Raup Berkah Saat Umur Bertambah, dan sejumlah buku lainnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fitur Kita Sangat Lengkap

31 Oktober 2015   15:43 Diperbarui: 31 Oktober 2015   15:56 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat ini, saya berani mengatakan bahwa hampir setiap orang, dari anak-anak usia sekolah menengah, remaja, dewasa hingga orang tua memiliki hand phone (HP). Ya, HP atau telepon genggam yang puluhan tahun yang lalu dianggap sebagai barang mewah, karena harganya masih relatif mahal kala itu, kini sudah menjadi barang kebutuhan pokok dengan harga yang sangat terjangkau. Dari direktur hingga kondektur, dari pengusaha hingga karyawan biasa, bahkan kuli bangunan dan pembantu rumah tangga sekali pun bisa dipastikan memiliki alat komunikasi bernama hp.

Apa sebenarnya fungsi utama dari hp sehingga terasa begitu penting dalam kehidupan kita? Jawaban yang pasti adalah bahwa dengan hp maka kita akan mudah untuk berkomunikasi baik dengan menelepon atau menerima telepon, mengirim pesan atau menerima pesan dengan siapa saja; anggota keluarga, saudara, rekan kerja, sahabat atau mungkin dengan pacar kita. Dengan hp juga memudahkan kita untuk menjalin relasi dengan rekan bisnis, memperlancar usaha, memuluskan proyek, dan banyak manfaat lainnya yang dapat kita peroleh dengan memiliki hp.

Jadi, fungsi utama dari hp adalah sebagai alat komunikasi. Fitur yang paling sering kita gunakan adalah panggilan (call) dan layanan pesan singkat atau sms (short message service). Tetapi, sesekali waktu coba kita perhatikan hand phone yang kita miliki masing-masing. Di dalamnya terdapat aplikasi atau fitur yang beragam. Dari yang sederhana, yaitu fitur berupa aplikasi untuk menelepon atau menerima panggilan, mengirim dan menerima pesan singkat atau short message service (sms), hingga kamera untuk memotret dan merekam gambar, bahkan fitur lainnya lebih canggih berupa aplikasi untuk mendengarkan musik, nonton tv, berinternet ria, video call, transfer data melalui bluetooth, infrared, kabel data, serta beragam fitur lainnya.

Pertanyaannya kemudian, apakah seluruh fitur tersebut kita gunakan dalam keseharian kita? Penulis yakin, tidak semua fitur yang ada di hp tersebut kita gunakan. Pertanyaan selanjutnya, apakah fitur-fitur yang tidak pernah kita gunakan sama sekali tersebut akan hilang dengan sendirinya dari hp kita? Jawabannya tentu: Tidak!

Ilustrasi tentang hp ini sengaja penulis ungkapkan di awal tulisan ini, untuk mengajak kita semua merenung tentang potensi yang ada di dalam diri kita. Coba kita renungkan, di antara makhluk yang ada di muka bumi ini, siapakah yang dibekali oleh Tuhan fasilitas jasmani-ruhani serta jiwa-raga paling komplit? Siapakah yang dianugerahi akal-hati-nafsu dalam satu kesatuan yang utuh? Siapakah yang disebut oleh Tuhan dalam firman-Nya sebagai makhluk ciptaan-Nya yang terbaik? Siapakah yang diberi amanat serta tanggung jawab untuk menjadi pemimpin (khalifah) di muka bumi ini? Jawaban atas semua pertanyaan tersebut adalah: Manusia.

Ya, manusia adalah makhluk yang diberi fasilitas berupa fisik dan psikis, jasmani dan ruhani, jiwa dan raga paling komplit. Manusia juga dilengkapi akal, hati dan nafsu, serta diciptakan dalam bentuk, rupa serta kondisi terbaik, yang dipersiapkan Tuhan untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini.

Tuhan yang maha luar biasa tidak mungkin menciptakan makhluk-Nya biasa-biasa saja. Kita diciptakan dengan fitur yang sangat lengkap. Ada panca indera untuk menangkap segala fenomena lahiriah yang hadir di hadapan kita. Ada mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium, lidah untuk merasa, serta kulit untuk meraba.

Selain kelima indera tersebut, kita masih memiliki akal dan hati untuk menangkap fenomena lahiriah dan batiniah yang hadir di depan kita. Dengan akal, manusia diberi kemampuan oleh Tuhan untuk berpikir, mengkaji, meneliti, serta memahami lebih jauh tentang fenomena kehidupan. Dengan hati kita dibimbing untuk dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap langkah kehidupan yang kita jalani. Karena pada hakekatnya, hati adalah inti dari segala rasa kemanusiaan dan ketuhanan kita. Hati nurani akan selalu berkata jujur kepada kita. Ketika akal kita berjelaga, dan tidak jarang disertai oleh nafsu, maka hati adalah benteng terakhir yang akan menentukan sikap kita. Maka, tepat sekali ketika Nabi Saw. ditanya oleh seseorang tentang hakekat kebaikan dan keburukan, beliau menjawab, “Istafti Qalbak!” (Tanyalah pada hatimu!)

Sekali lagi, manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan dengan fitur yang sangat lengkap. Seluruh fitur yang ada di dalam diri manusia tidak akan pernah hilang. Tetapi jika tidak pernah digunakan sama sekali, maka fungsi fitur-fitur tersebut akan berkurang.

Otak manusia tetap akan memiliki kemampuan yang sangat luar biasa jika terus diasah, digunakan dengan maksimal. Tetapi jika jarang atau bahkan tidak pernah digunakan, maka ia tidak akan berfungsi dengan baik, ia akan menjadi tumpul. Ibarat sebuah pisau, jika dibiarkan begitu saja tanpa pernah digunakan sejak pertama kali dibeli, juga tidak pernah diasah, pasti akan tumpul bahkan karatan. Sehingga ia tidak akan berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Tetapi, jika pisau tersebut terus menerus diasah, digunakan dengan maksimal setiap hari maka ia akan sangat tajam, sehingga berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.

Sekarang, semua kembali kepada diri kita masing-masing. Apakah akan kita biarkan fitur-fitur yang telah Tuhan berikan kepada kita tanpa pernah kita pergunakan secara maksimal, sehingga akhirnya tidak berfungsi dengan baik? Ataukah akan kita maksimalkan masing-masing fitur yang ada dalam diri kita, sehingga kita menjadi manusia-manusia luar biasa dengan kemampuan di atas rata-rata?

Didi Junaedi, Penulis Buku-Buku Motivasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun