Lusail Stadium yang akan menjadi tempat pergelaran Final Piala Dunia ini berada di Lusail City. Tapi tahukah Anda kalau wilayah tempat kota dan stadium ini berada pada tahun 2005 masih berupa hamparan gurun pasir?
Kalau suatu negara terpilih menjadi tuan rumah suatu even olahraga besa seperti Olimpiade, Piala Dunia, atau even lainnya, paling banter sih mereka membangun stadion ya.
Tapi Qatar benar-benar luar biasa, mereka membangun kota dari butiran debu!
Selain berkaitan dengan Piala Dunia, Lusail juga memang termasuk ke dalam rencana pembangunan Qatar pada umumnya.
Sebelum menjadi tempat Piala Dunia, kita sudah mengenal Lusail dengan sirkuit Lusail tempat penyelenggaraan Moto GP dan Formula 1.
Lusail berada 23 km arah utara Kota Doha, luasnya kurang lebih 38 km2.
Ketika sudah dibangun lengkap, kota ini bisa menampung hingga 450.000 orang, kurang lebih setengahnya adalah penduduk yang tinggal di sini, dan selebihnya adalah pekerja kantoran dan retail.
Ada beberapa tempat kunjungan yang menarik di Lusail, tapi yang saya kunjungi semalam adalah Lusail Boulevard.
Di sepanjang Lusail Boulevard bertebaran Gedung-gedung berlayar 3 dimensi yang sangat indah, di ujung jalan ke arah pantainya ada 4 gedung kembar, Lusail Tower.
Video di bawah ini saya ambil ketika waktu magrib, suara azannya sangat merdu dan syahdu. Lusail tower di kejauhan terlihat sangat indah dengan warna cahaya keunguan yang berpendar di tengah kegelapan.
Di antara 4 tower ini ada art installation berbentuk Whale Shark yang terlihat seperti terbang menyambut semua pengunjung yang melewatinya. Terbuat dari baja dan Aluminium, hiu ini memancarkan cahaya yang sangat indah.
Selama Piala Dunia, area di sekitar pelataran tower ini menjadi salah satu tempat nobar Piala Dunia.
Walaupun tidak seramai tempat lain, tapi sudah lumayan sekali untuk melihat serunya pertandingan Jepang vs Kroasia.
Walau pun akhirnya Jepang dan Korea Selatan tidak lolos, tapi sejarah sudah mencatat dan merekam bagaiamana seru dan dramatisnya Piala Dunia yang penuh kejutan ini.