Sekali membuka lembaran novel ini, sepertinya kalian tidak akan bisa berhenti.
Di novel ini pak Akmal menulis seperti kang Abik, temponya perlahan, tapi sangat runtut rapi.
Kisah cinta nan rumit antara Johansyah dan tiga wanita yang dia cintai sepenuh hati disajikan dengan indah dengan balutan suasana lokasi di benua Eropa dan Asia.
Di rentang waktu 1997-2019 dan tebaran lokasi pak Akmal selalu menyajikan menu lezat sejarah unik dan beberapa peristiwa besar.
Dari prosesi pemakaman Putri Diana, peristiwa turunnya pak Harto sampai momen bersejarah ketika Gusdur menjadi Presiden dan diturunkan.
Dimulai dari Aceh, ke London, Liverpool, Leeds di Britania hingga Paris. Dari Iraq, Rumania, Jerman hingga akhirnya ke Bogor, petualangan cinta mas Jo memberikan banyak pelajaran kehidupan.
Novel ini tidak hanya tentang cinta yang berkelindan, tapi tentang pentingnya menjadi manusia, atau laki-laki yang peka terhadap tanda cinta. Pentingnya menjadi laki-laki yang bisa tegar menghadapi naik turunnya jalan roda kehidupan.
Sajian drama romantis percintaan dua insan sampai tragedi persekongkolan dan perselingkuhan. Orang ketiga dan orang keempat dalam rumah tangga. Perjodohan dan "turun ranjang". Kesulitan ekonomi, penyesuaian Long Distance Marriage, kontroversi poligami, dan segala kemungkinan masalah pelik berumahtangga dan cinta lengkap tersaji di dalam 800 halaman lebih dua novel ini.
Jika itu semua masih belum cukup, jangan kaget jika ternyata ada tambahan ilmu kepribadian.Â
Pembaca akan dicerahkan dengan istilah-istilah kepribadian Koleris, Sanguinis, Plegmatis dan Melankolis. Bonus juga ada beberapa istilah di dalam dunia medis yang membuat kita akan terangguk-angguk karena baru mengetahuinya.
Seperti gado-gado, novel ini sangat lezat dan nikmat dibaca karena melimpahruahnya faktor yang tadi saya sebutkan.