Mohon tunggu...
Almadi
Almadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Lihat sekitarmu

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

"Marahnya" Sang Profesor Olahraga

22 September 2021   03:07 Diperbarui: 22 September 2021   03:24 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

"Jangankan baju dan perlengkapan kontingen, uang saku saja dicicil sampai usai PON, itupun kalau masih ingat. Disuruh perang tapi tak ada peluru."

Itulah komentar Rino di media sosial atlet cabang olahraga senam yang disiapkan menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. 

Kekesalan atlet terhadap pengurus KONI SUMBAR yang dihuni orang hebat sedunia, seakan-akan tak tahu. Mereka tutup mata, telinga dan bisu.

Tak ada kebangaan lagi, mereka bertolak ke medan laga hanya kesadaran saja dan tanggungjawab moral kepada diri sendiri. Bukan karena pengurus KONI, bukan pula karena gubernur. 

Persiapan hampir dua tahun nyaris luntur, motivasi yang dulunya berlipat-lipat sekarang mulai pudar. Hancur oleh kepemimpinan KONI yang tak becus.

Ini dampak pemaksaan yang dilakukan penguasa daerah mencampakan Ketua KONI sebelumnya. Penggantinya tak pula punya kompetensi dan manajerial organisasi. 

Wajar, sang Profesor olahraga Syahrial Bakhtiar marah dan bicara keras kepada ketua KONI SUMBAR, Agus Suardi dan menuding gubernur harus bertanggungjawab.

Selama saya kenal dengan Profesor Syahrial Bakhtiar, tidak pernah sekalipun berkata kasar. Sebab, pribadinya halus dan selalu menghargai orang. 

Tapi kali ini, dia marah besar, raut wajahnya menegang tanda kesal. Wajar Profesor tersebut "berang" sebab, beliau mantan atlet dan pelatih cabang olahraga Karate dan Tenis. Dia tahu benar isi hati atlet, sebab beliau memang asalnya dari atlet.

Puncaknya, adalah saat pelepasan atlet Cricket menuju PON Papua. Jangankan uang saku atau kostum kontingen. Puncak hidung pengurus KONI SUMBAR saja tidak tampak ketika pelepasan cabor Cricket menuju medan laga.

"Ini sudah membunuh motivasi atlet, harusnya ketua KONI hadir untuk memberikan semangat. Sudah tidak betul lagi," ucap sang Profesor yang juga Ketua Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia (ISORI).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun