Suara sirine ambulan meraung-raung sepanjang jalan menuju kontainer bak sampah. Di TKP (Tempat Kejadian Perkara), beberapa orang polisi melihat isi koper warna hitam yang baunya menyengat. Kemudian, salah seorang pemulung tanpa masker, membuka isi koper yang isinya potongan tubuh. Pemulung itu sehari-hari mengais sampah di sana, dia tak merasa jijik. Mungkin sudah biasa.
Warga sekitar mulai ramai dan berdesakan, melihat apa yang terjadi. Kemudian polisi membentang garis police line agar warga tidak terlalu maju. Pemulung yang dipercaya membuka koper tersebut pelan-pelan menarik resletingnya. Bau bangkai tak tertahankan. Namun warga tetap tidak beranjak.
“Minggir-minggir, jangan kena garis,” teriak salah seorang polisi.
Bak sampah itu makin ramai saja. Biasanya jarang orang yang lewat ke sana, selain lokasinya terpencil ditambah baunya tak sedap. Rasa ingin tahu rupanya mengalahkan bau menyengat. Begitu koper dibuka tampak potongan tangan dan kaki tanpa kepala. Namun, warga sekitar mengenal mayat tanpa kepala tersebut adalah Bos Bray. Ada tanda tato tengkorak di lengan kirinya.
Sosok Bos Bray terbilang misterius. Dia tinggal sendiri di rumah berlantai dua. Warga hanya tahu dia seorang pengusaha Travel Biro yang sukses kantor pusatnya di Singapura. Dikalangan para remaja dia terkena baik, ramah dan sering membantu bila ada yang kesusahan. Kepedulian Bos Bray pada setiap orang jadi daya tarik. Dia bagaikan magnet kaum remaja, pribadinya ceria.
Bos Bray memiliki tubuh atletis, karena teratur melakukan gym untuk menjaga kebugaran. Setiap berdiri depan kaca, Bos Bray tampak puas melihat tubuhnya berotot. Sedangkan lengannya mulai keluar otot biceps.
Kesibukan di kantor tak menghalangi Bos Bray berolahraga. Selaku pimpinan dia sudah mengatur kinerja karyawannya. Masing-masing punya tanggung jawab pada pekerjaannya. Sedangkan jadwal rapat diatur waktu masuk kantor. Sebab, pagi hari kondisi karyawan lagi fresh dan banyak ide cemerlang buat pengembangan perusahaan.
Kepedulian dan keramahan Bos Bray terhadap karyawannya, jadi vitamin serta memotivasi semangat kerja. Dimata anak buahnya Bos Bray sangat sempurna. Jika perusahaan melebihi target ada pula bonus khusus.
****
Kepercayaan yang diberikan Bos Bray tersebut tak disia-sia kan anak buahnya. Mereka bekerja sepenuh hati. Jika perusahaan maju bertambah pula pendapatan. Bos Bray bebas berpergian kemana saja. Kadang dia di Jakarta, besok sudah berada pula di Singapura mengurus perusahaannya.
Kadang Bos Bray tak masuk kantor berminggu-minggu. Namun, selalu memonitor perusahaannya lewat orang kepercayaan. Kadangkala dia menelpon jika ada pekerjaan darurat yang tidak bisa diputuskan anak buahnya.