Mohon tunggu...
Dicky Wibowo
Dicky Wibowo Mohon Tunggu... dokter hewan -

Instagram: Mlaku Wae Project / Menulis di www.mlakuwae.blogspot.co.id serta menulis fiksi di www.pawonfiksi.blogspot.co.id / dokter hewan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tinta Merah Menyala

27 Juli 2014   07:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:04 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Telah banyak yang kami coretkan

Di atas hamparan tanah hijau biru

Entah dengan tinta putih atau hitam

Atau  abu abu

Tetapi lebih banyak merah menyala

Membakar setiap hijau

Mencekik napas lepas

Merobek kilau biru

Hancur sudut semesta

Akibat aku kamu

Dan kita para khalifah

Yang tak malu

Akan karya menjijikkan

Tidakkah kalbu mengutuk

Atas tinta merah

Yang kita tebar selama hidup

Sadarkah ketika alam memeluk

Dengan segala keramahan

Langitnya teduh

Memecah setiap cucuran keringat

Yang jatuh

Anginnya mesra

Membelai setiap uban di rambut

Oh, inilah alam, kawan manusia

Hanya ingin memberi, tidak menuntut

Namun, tinta merah menyala yang telah kita coretkan

Duh Gusti, kami memohon ampunan Mu

Atas tingkah dan kesombongan

Terhadap hijau biru

Yang telah Engkau anugerahkan

Di bumi khatulistiwa laksana zamrud

Semoga kesalehan terhadap alam tertanam

Dan muncul

Di dalam setiap jiwa

Dan kalbu

Setelah berakhirnya bulan penuh rahmat

Lestari semoga terwujud

Untuk alam negeri Indonesia

Tangerang Selatan, 27 Juli 2014

ditulis juga di www.wirakid.com dan www.peduli-biodiversitas.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun