Mohon tunggu...
Serigalapemalas
Serigalapemalas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nihilistik

Penulis pemalas yang nggak suka-suka amat menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepinya Si Jalak Harupat

17 Juli 2019   18:42 Diperbarui: 17 Juli 2019   18:46 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada hal menarik dari persib di ajang liga 1 kali ini. Bukan karena mereka sering kalah maupun berada di papan bawah, melainkan lengangnya seisi stadion si jalak harupat. Sebagai klub yang memiliki jumlah fans yang besar, keikutsertaan mereka di liga 1 kali ini malah kurang diminati oleh penggemarnya.

Bobotoh seakan tak bergairah menonton persib di rumahnya sendiri dan entah apa yang menjadi penyebabnya. Tapi yang pasti, gosip media sosial mengatakan bahwa love-hate relationship antar bobotoh dan manajemen persib menjadi faktor utamanya. Dari spekulasi manajemen hanya mementingkan bati (untung) hingga kurang responsifnya mereka terhadap keluhan maupun feedback dari bobotoh.

Permasalahan tiket online

Salah satu contohnya adalah permasalahan tiket online. Sorotan tajam bahkan tertanam pada pengelolaan pengadaan tiket berbasis online tersebut. Meskipun merupakan gebrakan revolusioner dari manajemen persib, sayangnya banyak bobotoh yang kaget dengan sistem baru ini. Pasalnya, pihak persib tidak melakukan sosialisasi secara matang sebelumnya.

Disamping itu, sulitnya akses membeli tiket karena aplikasi maupun websitenya yang sering error menjadi alasan lain mengapa banyak bobotoh hoream (malas) dengan cara baru ini. Meskipun niatnya baik, tapi banyak bobotoh berasumsi jika gebrakan ini seperti dipaksakan untuk masuk  dan diterima oleh bobotoh di waktu sistem dan sumber daya persib belum siap.

Masih hangat diingatan kala tiket 100% online pertama kali diluncurkan. Banyak bobotoh kebingungan karena aplikasi persib sering kali error kala akan memesan tiket. Alhasil, mental bobotoh drop dan kapok dengan tiket online. Susah login, kurang nyamannya aplikasi persib hingga proses beli tiket yang lama membuat keluhan bobotoh membludak di dunia maya.

Yang lebih mengerikan, awal- awal pihak persib juga kurang responsif dalam menyikapi keluhan seperti ini. Mereka hanya membuat statement pembelian tiket sekarang berbasis online dan menyarankan pembelian via aplikasi tapi di sisi lain kurang sosialisasi dan kesalahan sistem sering terjadi dalam beberapa kasus.

Kotak aduan pun seakan di abaikan oleh pihak persib. Tak ada fitur live chat, pembalasan email yang memakan waktu lama hingga tak adanya fitur private direct message di twitter untuk menyampaikan keluhan. Padahal dengan jumlah follower jutaan dari berbagai latar belakang, seharusnya persib juga siap dalam hal mitigasi dari fans yang bersifat serentak tersebut.

Imbasnya, gelombang kritikan dari berbagai elemen bobotoh keluar secara sporadis. Bukan bobotohnya yang belum siap online, tapi sistem aplikasinya yang sering bermasalah menjadi alasan mengapa manajemen haruslah benar-benar siap dan bijaksana dalam menyampaikan sesuatu yang baru pada 'pengguna'.

Jika tak ada pembenahan, bisa saja keadaan seperti ini terus berlangsung selama persib main di kandang. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun