Pernahkah Anda merasa sangat lelah, bahkan ketika tidak ada sesuatu yang besar terjadi dalam hidup Anda? Pernahkah Anda bangun pagi, lalu merasa tidak bersemangat menjalani hari, meskipun tugas yang harus diselesaikan tergolong sederhana? Atau mungkin Anda pernah duduk diam di sudut ruangan, dan tiba-tiba saja merasa sesak, bingung, dan ingin menangis tanpa tahu alasannya?
Banyak orang mengalami hal serupa. Mereka terjebak dalam rutinitas harian, tapi merasa beban batinnya bertambah dari waktu ke waktu. Masalah kecil terasa seperti gunung yang sulit didaki. Komentar ringan dari orang lain mampu membuat hari terasa gelap. Bahkan sekadar melihat seseorang tidak membalas pesan pun bisa memunculkan overthinking yang melelahkan.
Situasi seperti ini bisa sangat membingungkan. Karena di satu sisi, Anda merasa ada yang berat dalam diri Anda. Tapi di sisi lain, saat mencoba menganalisis apa yang sebenarnya terjadi, Anda tidak menemukan sesuatu yang besar. Lalu muncullah pertanyaan dalam benak: "Apakah saya terlalu lemah? Apakah saya terlalu sensitif? Mengapa saya merasa seperti ini?"
Dalam pandangan Islam, pertanyaan-pertanyaan ini punya tempat. Hati manusia adalah bagian paling dalam dari diri, dan seringkali bagian itulah yang paling banyak menyimpan luka, kekhawatiran, dan tekanan. Saat hati mulai penuh, maka hal-hal kecil pun terasa luar biasa beratnya.
Setiap Hati Punya Ukuran Gelas yang Berbeda
Bayangkan hati Anda seperti sebuah gelas. Ada yang gelasnya besar, ada pula yang gelasnya kecil. Ada yang isinya masih setengah, ada juga yang sudah hampir tumpah. Gelas ini bukan ukuran fisik, tapi gambaran dari kapasitas batin Anda dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan.
Ketika gelas Anda hampir penuh karena berbagai tekanan hidup---beban pekerjaan, ekspektasi keluarga, luka masa lalu, rasa bersalah, kekecewaan, sampai kelelahan emosional---maka satu tetes kecil pun bisa membuat airnya meluap. Satu komentar kecil, satu perubahan rencana, satu tatapan dingin, bisa terasa seperti badai.
Yang sering terjadi adalah orang lain melihat bagian yang tampak, lalu menyimpulkan kalau Anda terlalu berlebihan dalam merespons masalah. Padahal mereka tidak melihat isi gelas Anda. Mereka tidak tahu seberapa banyak beban yang sedang Anda bawa hari itu. Maka wajar bila Anda merasa tertekan atas hal yang tampaknya sederhana.
Tapi, ada satu hal penting yang perlu Anda pahami. Ukuran gelas tidak bersifat tetap. Kapasitas batin bisa bertumbuh. Hati bisa dilatih. Dan Allah memberikan kita cara-cara untuk memperbesar kapasitas hati, supaya Anda tidak merasa tenggelam oleh hal-hal kecil yang menghampiri kehidupan sehari-hari.
Islam Memahami Lelahnya Hati Anda
Islam bukan sekadar kumpulan hukum dan perintah. Islam adalah sistem kehidupan yang sangat memahami kondisi manusia. Allah menciptakan manusia dengan penuh kelembutan, dan Dia sangat mengetahui kalau manusia punya keterbatasan. Oleh karena itu, Allah tidak pernah membebani seseorang melebihi kapasitasnya.
Ketika Anda merasa lelah, Islam tidak meminta Anda untuk mengabaikan rasa itu. Sebaliknya, Islam mengajak Anda untuk menyelami perasaan tersebut, lalu membawanya kepada Allah. Dalam doa, dalam sujud, dalam bisikan di malam hari, Anda diperkenankan mencurahkan semua isi hati Anda, bahkan yang terdalam sekalipun.