Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Let's talk about life.

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengapa Lulusan Baru Masih Sulit Mendapat Kerja Meski Ekonomi Tumbuh

21 Maret 2025   07:48 Diperbarui: 21 Maret 2025   08:47 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belum mendapatkan pekerjaan itu bukan akhir dari segalanya (Freepik)

Bayangkan ini. Kamu baru saja lulus kuliah dengan penuh harapan. Gelar sudah di tangan, impian masa depan sudah tergambar jelas, dan kamu yakin dunia kerja akan menyambutmu dengan tangan terbuka. Tapi realitas berbicara lain. 

Lowongan pekerjaan terasa begitu sedikit, persaingan begitu ketat, dan setiap lamaran yang dikirim entah mengapa tidak kunjung mendapat respons. Waktu berlalu, tabungan mulai menipis, dan kepercayaan diri pun ikut memudar.

Di sisi lain, berita di televisi atau media online terus berbicara tentang pertumbuhan ekonomi. Perusahaan besar mencatatkan keuntungan, investasi terus mengalir, dan indeks ekonomi nasional menunjukkan tren positif. Tapi, mengapa angka pengangguran masih tinggi? Kenapa banyak lulusan baru justru berjuang mati-matian cuma untuk mendapatkan pekerjaan pertama mereka?

Kalau kamu sedang mengalami situasi ini, kamu tidak sendiri. Ribuan bahkan jutaan lulusan baru merasakan hal yang sama. Tapi sebelum rasa putus asa menguasai, mari kita coba melihat situasi ini dari perspektif yang berbeda. Islam, sebagai pedoman hidup yang lengkap, sebenarnya sudah memberikan banyak ajaran tentang bagaimana menghadapi situasi sulit seperti ini.

Pengangguran Itu Ujian, Bukan Akhir Segalanya

Dalam Islam, setiap tantangan yang kita hadapi di dunia ini adalah bagian dari ujian. Allah berfirman dalam Al-Qur'an kalau manusia pasti akan diuji dengan berbagai bentuk kesulitan, termasuk kesulitan ekonomi. Tapi di balik setiap ujian, ada hikmah dan ada jalan keluar bagi mereka yang mau bersabar dan berusaha.

Saat menghadapi pengangguran, mungkin yang pertama kali muncul dalam pikiran adalah rasa kecewa. "Kenapa aku yang mengalami ini? Bukankah aku sudah berusaha keras selama bertahun-tahun kuliah?" Tapi Islam mengajarkan kalau yang terpenting bukan cuma seberapa besar usaha kita, melainkan juga bagaimana kita menyikapinya. Rasulullah sendiri pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya, bahkan sebelum menjadi Nabi. Beliau pernah berdagang, menggembala kambing, dan menghadapi berbagai kesulitan sebelum akhirnya diangkat sebagai utusan Allah.

Kalau Rasulullah saja pernah berada dalam situasi sulit dan tetap bersabar serta terus berusaha, maka kita pun harus meneladaninya. Pengangguran bukan berarti kita gagal, tapi ini adalah bagian dari perjalanan yang akan membawa kita pada sesuatu yang lebih baik kalau kita tetap berusaha dan bertawakal.

Bekerja Itu Ibadah, Bukan Sekadar Mencari Uang

Dalam Islam, bekerja bukan cuma tentang mencari nafkah, tapi juga bagian dari ibadah. Rasulullah bersabda kalau mencari rezeki yang halal adalah kewajiban sesudah kewajiban utama (ibadah kepada Allah). Artinya, selama kita tetap berusaha dan tidak menyerah pada keadaan, kita sedang menjalankan perintah agama.

Tapi, bekerja dalam Islam tidak selalu berarti bekerja di kantor atau perusahaan besar. Banyak dari kita terjebak dalam pola pikir kalau satu-satunya cara untuk sukses adalah mendapatkan pekerjaan di perusahaan bonafit dengan gaji tinggi. Padahal, Islam mengajarkan kalau selama pekerjaan itu halal dan membawa manfaat, maka itu adalah pekerjaan yang baik.

Coba bayangkan lagi. Daripada terus menunggu panggilan dari perusahaan yang belum tentu datang, bagaimana kalau mulai mencari peluang lain? Rasulullah sendiri adalah seorang pedagang sebelum diangkat menjadi Nabi. Banyak sahabatnya yang sukses dalam usaha mereka, bukan karena mereka menunggu lowongan kerja, tapi karena mereka menciptakan peluang sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun