Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Perusahaan Kacau Karena Manajer Baru yang Tidak Kompeten, Siapa Harus Bertanggung Jawab?

10 Februari 2025   07:57 Diperbarui: 10 Februari 2025   14:41 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menugaskan manajer yang tidak kompeten, bisa membuat perusahaan dalam masalah (jcomp/freepik)

Suasana kantor yang biasanya tenang dan produktif mendadak jadi penuh drama. Rapat-rapat yang dulu berjalan efisien kini berubah menjadi sesi panjang penuh kebingungan.

Karyawan yang biasanya semangat bekerja mulai kehilangan motivasi, bahkan beberapa sudah mencari peluang di tempat lain. Penyebabnya? Seorang manajer baru yang masuk dengan berbagai kebijakan aneh yang justru memperumit keadaan.

Dari awal kedatangannya, tanda-tanda ketidakkompetenan sudah terasa. Ia banyak bicara soal perubahan, tapi tak pernah benar-benar memahami bagaimana perusahaan bekerja. Keputusan yang diambil sering kali tidak masuk akal, membuat tim semakin stres, dan memperlambat pekerjaan yang seharusnya bisa selesai dengan cepat. Lebih parahnya lagi, Board of Directors (BOD) yang memilihnya justru tampak tutup mata terhadap dampak negatif yang terjadi di lapangan.

Dalam situasi seperti ini, muncul pertanyaan besar: siapa yang harus bertanggung jawab memperbaiki kekacauan ini? Haruskah karyawan tetap diam dan menerima nasib, atau ada cara yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan keadaan sebelum semuanya semakin parah?

Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Memilih Manajer Baru

Ketika sebuah perusahaan merekrut manajer baru, idealnya mereka memilih seseorang yang punya kombinasi keterampilan teknis, kepemimpinan, dan pemahaman terhadap budaya perusahaan. Sayangnya, banyak kasus di mana manajer dipilih bukan karena kompetensi, tapi karena faktor lain seperti hubungan personal, latar belakang perusahaan sebelumnya yang 'terlihat' bagus, atau sekadar ingin membawa perubahan tanpa benar-benar memahami kebutuhan bisnis.

Salah satu kesalahan terbesar adalah mengandalkan CV yang mengesankan tanpa menguji kemampuan nyata. Manajer baru mungkin punya pengalaman panjang di perusahaan besar, tapi kalau tidak bisa memahami dinamika tim yang ada, semua pencapaiannya di tempat lama tidak ada artinya. Ia bisa saja terlalu teoritis tanpa kemampuan eksekusi yang baik, atau malah terlalu kaku dan tidak fleksibel dalam menghadapi masalah.

Selain itu, ada juga kasus di mana BOD memilih seseorang karena ingin membawa "angin segar" tanpa mempertimbangkan kecocokan dengan budaya perusahaan. Akibatnya, bukan cuma terjadi benturan antara cara kerja lama dan baru, tapi juga muncul ketidakpastian di antara karyawan yang akhirnya berdampak pada produktivitas.

Dampak Kebijakan yang Salah Terhadap Karyawan

Ketika seorang manajer tidak kompeten mulai menerapkan kebijakan yang tidak masuk akal, efeknya akan langsung terasa oleh tim. Proses kerja yang dulu berjalan lancar kini penuh hambatan. Tugas yang seharusnya bisa diselesaikan dalam sehari menjadi berlarut-larut karena kebijakan baru yang tidak efisien.

Salah satu dampak terbesar adalah hilangnya kepercayaan karyawan terhadap manajemen. Kalau sebelumnya mereka merasa dihargai dan didengar, kini mereka justru merasa diabaikan. Setiap kali mereka mencoba memberikan masukan, mereka dianggap "melawan" atau tidak mau beradaptasi. Padahal, mereka cuma ingin memastikan pekerjaan tetap berjalan dengan baik.

Tidak cuma itu, suasana kerja yang penuh ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan stres di kalangan karyawan. Mereka merasa frustrasi karena harus bekerja lebih keras untuk menyesuaikan diri dengan aturan baru yang tidak membantu sama sekali. Dalam jangka panjang, ini bisa menyebabkan peningkatan turnover, di mana karyawan terbaik justru memilih pergi karena tidak tahan dengan situasi yang semakin buruk.

Siapa yang Bertanggung Jawab Memperbaiki Keadaan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun