Di masa sekarang ini, penggunaan gawai dalam kehidupan tentu sudah ngga asing lagi. Dengan gawai, kita bisa lebih produktif, efisien, bahkan bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan kita lewat pelatihan-pelatihan online yang tersedia.
Penggunaan gawai pada anak pun demikian. Kalau gawai ini digunakan dengan bijak, gawai tersebut bisa memberi banyak keuntungan, tentunya dalam hal edukasi ya, yang bisa membantu anak-anak meningkatkan kemampuan kognitif mereka.
Dan di masa pandemi sekarang ini, gawai ini bisa dibilang semakin dekat dengan kehidupan anak-anak kita. Mau atau ngga mau, dengan sistem pembelajaran jarak jauh yang diterapkan di sekolah-sekolah, gawai adalah salah satu alat yang dibutuhkan anak-anak.
Nah, masalahnya, orang tua tentu punya kekuatiran tersendiri mengenai dampak negatif dari penggunaan gawai pada anak-anak.
Namanya anak-anak, mereka tentu punya daya imajinasi yang tinggi, yang semua itu seperti bisa diwujudkan lewat gawai di tangan mereka. Misalnya, tentu saja lewat permainan-permainan yang ada di dalam gawai mereka. Siapa yang ngga suka bermain permainan online? Yang dewasa saja suka kan?
Penggunaan gawai oleh anak-anak, kalau ngga diawasi oleh kita sebagai orang tua, bisa mengakibatkan kecanduan.
Kecanduan gawai bisa menarik anak-anak dari kehidupan nyata. Nilai menjadi turun dan bisa berdampak negatif pada kesehatan mereka.
Untuk itu, tugas kitalah sebagai orang tua untuk bisa melihat tanda-tanda kecanduan gawai pada anak dan mengambil langkah pencegahannya.
Bagaimana kita tahu kalau anak kita mulai kecanduan gawai?
Ini pertanyaan besarnya. Bagaimana sih cara tahunya kalau anak-anak sudah kecanduan gawai?
Kalau kita melihat tanda-tanda kecanduan gawai, kita akan semakin bisa melihat kenapa kita benar-benar harus menjadikan pencegahannya sebagai sesuatu yang sangat penting.
Anak-anak itu suka mengeksplorasi. Dan mereka juga sangat mahir dalam menggunakan gawai. Jadi, bersiaplah untuk turun tangan ketika kita mulai melihat tanda-tanda kecanduan gawai berikut ini.