Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kalian Belajar "Online", Kami "Oh Lain"

15 Juli 2020   22:10 Diperbarui: 16 Juli 2020   20:19 1692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pendidikan di sekolah. (sumber: KOMPAS/DIDIE SW)

Pembelajaran dari rumah pada akhirnya memaksa tenaga pendidik ataupun siswa harus beradaptasi terhadap situasi ini. Hal tersebut dikarenakan mayoritas institusi pendidikan kita belum terbiasa menggunakan pembelajaran dalam jaringan (daring). 

Seperti di daerah saya, Provinsi NTT. Jangankan internet, listrik saja masih belum ada di beberapa tempat terpencil. Berbeda dengan Universitas Terbuka atau lembaga pendidikan lainnya yang sudah terbiasa menggunakan pembelajaran jarak jauh. 

Oleh karena itu kebijakan belajar dari rumah telah membawa konsekuensi serius terhadap proses pembelajaran di tengah new normal.

Kebijakan study from home (SFH) membawa tantangan serius terhadap terselengaranya proses kegiatan belajar mengajar pada setiap satuan pendidikan. 

Kegiatan pembelajaran yang biasanya bertatap muka antara guru dan siswa secara mendadak dialihkan dengan sistem pembelajaran jarak jauh sehingga membuat sebagian tenaga pendidik ataupun siswa mengalami kelabakan. 

Semua siswa belajar dari rumah dan begitupun dengan guru yang mengajar juga dari rumah. Setidaknya ada beberapa tantangan yang dihadapi atas kebijakan study from home (SFH) bagi guru ataupun siswa saat ini:

ilustrasi belajar di rumah. (Dok. Pribadi)
ilustrasi belajar di rumah. (Dok. Pribadi)
Pertama, kebijakan study from home (SFH) menuntut guru dan siswa untuk bisa menggunakan dan menguasai teknologi informasi secara tepat. Pembelajaran melalui platform webinar, google classromm, atau melalui media sosial lain membuat sebagian guru dan siswa mengalami kesulitan. 

Tidak semua guru dan siswa memiliki piranti tersebut sehingga jelas menghambat proses kegiatan belajar mengajar secara daring. Hal tersebut juga diperparah kondisi sebagian guru dan siswa dengan penguasaan teknologi yang masih rendah. 

Ya, kalau mau dibilang, di kota besar, pembelajaran online sangat membantu, kalau kami di sini, oh, lain. Sangat lain dan jauh dari kesempurnaan.

Kedua, tidak semua guru dan siswa memiliki akses internet yang memadai. Bagi kaum millenials yang terbiasa mengakses internet, tentunya tidak bermasalah. 

Di sisi lain hal tersebut akan menjadi masalah jika banyak siswa dan guru yang berasal dari pelosok dan pinggiran yang sama sekali tidak memiliki akses internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun