Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Harapan Pendidikan Daerah 3T+1: Terdepan, Terluar, Tertinggal, dan Ter-Lockdown

13 Juli 2020   08:00 Diperbarui: 13 Juli 2020   14:08 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pendidikan.id

Karena itu, peningkatan mutu pendidikan di daerah 3T perlu dikelola secara khusus dan sungguh-sungguh, terutama dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, agar daerah 3T dapat segera maju dan sejajar dengan daerah lain.

Hal ini menjadi perhatian khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), mengingat daerah 3T memiliki peran strategis dalam memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T adalah Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.

Program ini meliputi: (1) Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi dengan Kewenangan Tambahan (PPGT), (2) Program Sarjana Mendidik di Daerah 3T (SM-3T), (3) Program Kuliah Kerja Nyata di Daerah 3T, dan PPGT (KKN-3T PPGT), (4) Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaboratif (PPGT Kolaboratif), (5) Program S-1 Kependidikan dengan Kewenangan Tambahan (S-1 KKT). Program-program tersebut merupakan jawaban untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di daerah 3T.

Terlepas dari itu semua, di masa pandemi yang belum surut ini, perlu disadari bahwa Covid-19 sudah merasuki semua sendi kehidupan, termasuk bidang pendidikan.

Akibat yang paling dirasakan dalam dunia pendidikan adalah perubahan sistem dan cara belajar dari offline menjadi online (pembelajaran di luar jaringan/luring menjadi dalam jaringan/daring).

Hal ini terjadi atas instruksi Pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang begitu masif, yakni belajar dari rumah. Saya sepakat dengan strategi pembelajaran yang dilakukan dari rumah masing-masing secara online.

Akan tetapi, untuk kami yang berada di daerah 3T, pembelajaran online (daring) yang dilakukan dari rumah tentu tidak bisa dilakukan. Alasan klasiknya adalah, jangankan jaringan internet, listrik saja masih belum ada.

Ditambah lagi infrastruktur (semisal, jalan raya) yang masih berbatu, serta sarana prasarana penunjang di Sekolah yang tidak memadai.

Sungguh ironis kalau kita berkada pada pendidikan di daerah 3T yang masih belum terjamah oleh kebijakan mulia Pemerintah.

Bahkan adanya Covid-19 menjadikan pendidikan kami tidak saja tertinggal tetapi semakin tertutup dan terpagari. Mungkin kita perlu menambah satu T lagi yakni pendidikan yang 'Ter-Lockdown' di daerah 3T.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun