Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Apa yang Membuat Konsumen Percaya pada Online Shop?

2 Mei 2020   21:00 Diperbarui: 2 Mei 2020   21:22 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanja Online - Sumber : HeroSoftMedia (https://images.app.goo.gl/5PYRYSuP7ZLDy3oeA)

Tinjauan Psikologi terhadap Perkembangan Digital Marketing di tengah Pandemi

Kalau dulu saya bersama ayah dan ibu pergi belanja di Pasar dengan berjalan kaki. Sekarang, pun masih sama, kami pergi ke pasar (konvensional), tapi dengan menggunakan alat transportasi (ojek). Maklumlah, ibu dan ayah saya semakin renta.

Sekarang, dunia semakin berbeda, di mana hampir separuh kegiatan berbelanja tidak lagi mengenal waktu dan batasan, tidak lagi dilakukan secara konvensional (pergi ke pasar atau pusat perbelanjaan/offline shop). Kini, interaksi antara pembeli dan penjual tidak ada batas. Mereka dapat bertransaksi secara cepat dan praktis, bahkan di seluruh dunia. Tak terkecuali Negara kita, Indonesia.

kita tahu, dengan jumlah penduduk yang besar, maka pengguna Internet pun sangat besar. Sepak terjang penggunaan internet, awalnya hanya digunakan sebagai media mencari informasi dan atau bersosial media.

Akan tetapi, kitni, internet juga dimanfaatkan oleh indurstri online untuk melakukan kegiatan berbelanja. Nama kerennya, digital marketing. Simpelnya, transaksi jual-beli tidak lagi bertatap muka, melainkan dilakukan secara online (daring).

Walau begitu, harus diakui bahwa ternyata masih banyak orang Indonesia enggan untuk belanja secara online. Rasa takut, cemas, khawatir dan menururnya kepercayaan konsumen menjadi alasan utama mereka enggan berbelanja di online shop.

Melalui kajian psikologi, tulisan ini akan mengulas aspek-asepek kepercayaan konsumen terhadap toko online dan strategi yang harus dilakukan oleh berbagai online shop sehingga bisa meningkatkan keterpercayaan konsumen.

Saya dan beberapa teman dalam kelompok 'Sosialita' (nama kelompok kami pada jurusan Psikologi Sosial), pernah melakukan riset mini terkait trust konsumen pada online shop. Kami menggunakan metode kualitatif -- berupa open-ended question Hasilnya, kami menemukan beberapa hal yang membuat konsumen mau berbelanja secara online kendati rasa ragu masih ada. Inilah aspek-aspeknya:

Kesesuaian Barang yang dipesan

Pada saat berbelanja, pembeli biasanya merasa khawatir, apakah barang yang diterima sesuai atau tidak. Nah, inilah yang dimaksud dengan kesesuaian barang. Dalam arti biasa, kesesuaian bawang adalah sesuai atau tidaknya barang yang diterima oleh pembeli ketika pembeli menerima barang yang dikirimkan oleh penjual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun