Mohon tunggu...
Pradibta Arif Al Amin
Pradibta Arif Al Amin Mohon Tunggu... RELAWAN -

Anak Kampung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekolah Ideal Nasionalis

29 November 2017   20:48 Diperbarui: 29 November 2017   21:46 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap pagi sekolah kami melaksanakan upacara bendera, karena kata pak guru rasa nasionalisme yang tinggi itu salah satunya adalah melaksanakan kegiatan upacara bendera dengan tertib dan hikmat. Nama saya adalah Arif salah satu murid yang duduk dikalas 6 SD Meikarta, yang terletak di wilayah register 45 kecamatan Way Serdang, Mesuji, Lampung. 

Karena saya adalah salah satu murid dikelas tinggi, maka saya berkesempatan untuk menjadi petugas upacara bendera hari ini. Hari ini saya diberi kepercayaan untuk membacakan teks Pembukaan UUD 1945. Setiap hari saya berlatih untuk dapat membacakan teks pembukaan dengan baik dan intonasi nada yang tepat.

Undang undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945, PEMBUKAAAN , suara saya yang lantang ketika membacakan teks pembukaan didepan guru-guru dan dihadapan teman teman seperjuangan saya. Ketika ditengah tengah pembacaan teks pembukaan, saya meraskan ada sesatu hal yang bersinggungan  dengan apa yang saya  hadapi hari ini dengan teman teman saya. 

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,  dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang undang dasar negara Indonesia. 

Tepat di alenia ke empat ini saya tidak kuat menahan air mata, tetapi saya tetap melanjutkan pembacaan teks pembukaan UUD 1945 dengan tersedu sedu. Upacara bendera pun telah selesai dilaksanakan, saya dipanggil pak Mahfud kekantor. Arif, coba ceritakan kepada bapak, apa yang membuat kamu menangis ketika membacakan undang undang dasar tadi. Anu pak, sambil tertegun saya sungkan untuk menceritakan penyebab saya menangis tadi. 

Bapak tau pasti ada sesuatu yang membuat kamu seperti itu, jujur saja dan ceritakan kepada bapak apa masalah kamu, mudah mudahan kita bisa menyelesaikan masalah kamu. Saya terharu pak ketika membacakan teks UUD 1945 pada alenia ke empat. Ada apa dengan alenia keempat, kata pak Mahfud. Di alaenia keempat dengan jelas tertulis pak "mencerdaskan kehidupan bangsa". Terus apa hubungannya dengan kamu Arif, sahut pak Mahfud. 

Saya belum menemukan sekolah yang bersedia untuk menampung saya, karena kata pak Anis kemaren kita harus pindah sekolah agar dapat melaksanakan ujian nasional. Tanpa basa basi pak Mahfud langsung memeluk saya dan berkata dibalik kesusahan pasti ada kemudahan.

Sekolah saya adalah salah satu sekolah yang didirikan dilokasi register 45 yang berada di daerah Mesuji, Lampung. Tanah sekolah saya ini adalah tanah sengketa yang belum sah atas kepemilikannya dan ilegal secara hukum. Sehingga tidak boleh ada fasilitas umum yang berdiri di daerah tersebut. 

Segala upaya sudah ditempuh oleh sekolah kami, salah satunya adalah dengan cara kelas jauh. Yaitu sekolah kami menginduk pada sekolah negeri yang sah didaerah Mesuji. Kami tidak tau kenapa sekolah sekolah yang ada tidak mau menerima kami, dengan alasan takut dengan atasan dan lain sebagainya. Salah satu solusi yang pernah dikatakan pak Samsudin kepala sekolah kami adalah ketika kami dikelas 6 harus pindah ke sekolah yang legal yang jauh dari rumah kami. 

Ini sekolah kami, negara kami, bumi kami, kenapa perlakuan itu beda terhadap kami. Kami terlahir dibumi ini tidak bisa memilih, tidak bisa memilih orang tua yang tinggal didaerah yang legal dan kamipun hanya meminta kepada bapak dan ibu yang ada disana yang mempunyai kekuatan dan kebijakan, kami ingin sekolah dengan tenang yang dekat dengan rumah kami dan tanpa takut tidak bisa mengikuti ujian nasional. Mudah mudahan UUD 1945 tidak dihianati oleh bangsa sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun