Mohon tunggu...
Dede Diaz Abdurahman
Dede Diaz Abdurahman Mohon Tunggu... Freelancer - Travel Blogger

Google Street View Trusted Photographer Content creator, vlogger, hobi travelling, suka foto, ngeblog, baca buku, footballover & coffee addict

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mentari Pagi di Kasepuhan Sinar Resmi

1 November 2017   16:48 Diperbarui: 1 November 2017   16:56 1961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata menerawang jauh diantara gelapnya malam, ketika mobil rombongan Famtrip Ciletuh 2017 memasuki gapura Kasepuhan Sinar Resmi , kita seolah dibawa kembali ke 40 tahun ke belakang disaat era modernisasi belum seramai ini.Dalam perjalanan hari pertama di Sukabumi, malam ini rombongan akan menginap di kampung adat Kasepuhan Sinar resmi.

Mobil kami pun berhenti di halaman sebuah rumah panggung yang sangat besar.Samar samar terlihat beberapa orang sedang berkumpul sambil menikmati secangkir kopi hangat.Rombongan disambut langsung oleh Abah Asep Nugraha, pupuhu adat atau ketua adat kasepuhan Sinar resmi yang sejak 2002 menggantikan Abah Udjat sudjati dan menjadi pupuhu adat generasi ke 10 di kampung adat ini.

Malam terasa sangat cepat, ketika waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.Para peserta yang dari pagi buta mengikuti acara Famtrip ini sudah terlihat kelelahan,sehingga meminta ijin kepada Abah Asep untuk langsung beristirahat.Para peserta dibagi dua kelompok, sebagian istirahat dirumah salah satu warga,sedangkan saya dan sebagian rombongan memilih beristirahat di imah gede dengan harapan pagi hari kita bisa melihat kegiatan ibu ibu nutu pare (menumbuk padi) menggunakan alu dan lesung.

Adzan subuh samar samar terdengar dikesunyian pagi buta, cuaca saat itu cukup membuat orang betah untuk berlama lama tidur.Setelah selesai sholat subuh,sambil menikmati secangkir teh panas kami berbincang tentang perjalanan kemarin.sambil mempersiapkan peralatan tempur untuk meng capture suasana Sinar resmi di pagi hari.

Ditemani teh hangat dan goreng pisang yang telah disediakan, perlahan saya dan beberapa orang mulai menjelajah kampung Sinar resmi dari berbagai sudut.Pancaran sinar mentari pagi memantul diantara genangan air di pematang sawah,diiringi suara burung burung yang mulai keluar.

Dan momen yang ditunggu yaitu melihat proses penumbukan padi dengan menggunakan lesung akan kami lihat. Ada dua orang ibu-ibu setengah baya yang berbarengan menumbuk padi di saung lisung.Kami bergantian mengambil foto prosesi nutu pare tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun