Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dengar Jeritku di Atas Sekilo Sabu-sabu, Tuhan

16 November 2021   17:02 Diperbarui: 17 November 2021   00:57 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal penjemputan paket sabu sudah diberitahukan dua hari sebelumnya. Sang bos bahkan mengintruksikan Begu untuk membeli nomer baru yang akan dijadikan alat komunikasi antara Begu dengan orang yang ada di Jakarta Utara. Nomer tersebut awalnya dikirim kepada pemilik uang, lantas diteruskan ke "orang gudang" di utara Ibu Kota. 

"Itu mah gudang, kamu pikir saja menunggu antrean dari jam 6 pagi saya disuruh standby hari ini jemput. Dari 2 hari sebelumnya sudah dikabarkam. Malemnya saya disuruh beli nomer dan diaktifkan nomer barunya, dikasih ke bos yang ngasih kerjaan. Nanti nomer baru ini bakal diteruskan ke gudang. Yang jadi komunikasi nomer itu. Kalau sudah dapatbahan (sabu-sabu) baru buang itu nomer," Ucapnya. 

Hari penjemputan akhirnya tiba. Begu yang waktu itu merasa tidak nyaman menjalani oprasi ini seorang diri, akhirnya mengajak seorang teman yang rumahnya berdekatan. Ia diharuskan untuk bersiap-siap memegang gawainya sambil menunggu intruksi sang bos sebelum jalan. 

Suara bising kendaraan yang hilir mudik membuat Begu meningkatkan sedikit volume suaranya. Matanya selalu memandangi jalan raya juga memperhatikan motor dan mobil yang lewat sambil menceritakan kisahnya. Sesekali ia melihat tamu yang datang, menganalisis mereka dengan seksama karena tahu bila cerita ini berisiko ketika diungkapkan di keramaian.

Dengan penuh kewaspadaan Begu bercerita jika ia akhirnya mendapat intruksi untuk jalan pukul 17.00 WIB. Ia bersama seorang rekannya langsung melincur menggunakan motor metic, sambil berdoa tak ada aral melintang yang akan dihadapinya hingga mendapat rupiah. Pria berkulit sawo matang itu mengatakan kalau lokasi persis penjemputan tidak diketahuinya terlebih dahulu. 

"Kan saya kalau pertama diarahkan dulu patokannya, misal kamu ke kampus ini, terus baru diarahkan lagi sama dia. Beberapa meter kamu jalan ke depan di motor ada tas biru itu kamu ambil. Pas saya lihat isinya, 'buset ayo jalan', begitu tuturnya kepada temannya kala itu. 

Sambil memamerkan muka keheranannya mendapati paket yang tak sesuai perjanjian dan baru pertama kali dilihat sebanyak itu, Begu dan rekannya langsung tancap gas menuju pemberhentian selanjutnya, yakni kediaman seorang kawan yang dirasa aman di daerah Jakarta Selatan. 

"Saya dari arah sana lewat Monas. Nah monas saya putari, saya takut. Saya cari jalur yang dirasa aman saja yang penting terpampang plat penunjuk arah ke arah Jaksel. Ada mobil dikit yang ikut, saya suruh teman melaju kencang, kadang saya suruh belok. Paling takut pas lampu merah, takut di templok. Kalau seperti itu tidak bisa berkutik," ulasnya ketika membawa barang haram itu. 

Selama perjalanan perasaannya campur aduk,  tak lupa ia berdoa pada Tuhan untuk melindunginya. Begu merasa kesal dan dikhianati oleh rekannya yang memberi pekerjaan ini, apalagi ia tahu bagaimana kehidupan di hotel prodeo serta bayang-bayang  hukuman seumur hidup yang bisa jadi diterimanya jika kedapatan membawa barang haram ini selama perjalanan. 

Pada tahun 2019, Begu merupakan seorang pesakitan. Saat itu dia diselamatkan oleh sihir ajaib bernama uang. Kemampuannya mampu membalikan kertas Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sehingga berkas itu tak sampai hati meluncur ke meja hijau. Tentu sihir itu tak berlaku buat seluruh penegak hukum tapi tak perlu munafik siapapun yang tipis iman akan tergoda, apapun profesi dan pangkatnya. 

Begitupun dengan begu. Dia tersihir dengan iming-iming uang besar jika sukses mengantar paket yang awalnya diberitahu seberat 100 gram, tapi semua itu berubah menjadi 1 Kg sabu-sabu setelah begu mencapai lokasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun