Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Sumur Resapan untuk Meresap Air Mata Warga Jakarta?

12 November 2021   20:51 Diperbarui: 16 November 2021   18:23 2584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Air akan masuk ke sumur melalui lubang yang ada di tutup sumur kemudian ditampung dan secara perlahan merembes ke tanah. Tanah di sekitar dinding sumur resapan harus memiliki kemampuan menyerap air dengan baik.

Dasar sumur resapan kadang diberi tambahan seperti koral, serabut ijuk, dan batu pecah alias split untuk mengikat lumpur tidak kembali keatas. Penambahan ijuk dimaksudkan sebagai penyaring alami, sehingga air di sumur resapan ini bersih dan bisa dimanfaatkan dengan mudah oleh masyarakat sebagai air untuk kakus.

Melihat tempat pembuatannya, saya tak yakin dengan kegunaan sumur resapan air hujan yang saya taksir kedalamannya mencapai 4 meter. Mungkin proyek tersebut dimaksudkan untuk banjir bandang di masa mendatang yang sudah diramalkan si penggagas proyek dan bisa menutupi segenap wilayah DKI sebab lokasi ini berada di daratan yang lebih tinggi dibanding sekitarnya.

Jika pemikiran visioner tersebut menjadi dasar penggalian lubang di segenap wilayah Jakarta, berarti Belanda sudah salah langkah dalam membangun sistem kanal.

Sistem ini dibuat karena dirasa cocok dengan karakter di Batavia mulai dari ketinggian tanahnya yang rendah serta dikelilingi rawa dengan kontur tanah yang sudah pasti drainasenya buruk.

Seharusnya proyek lubang-lubang ajaib menjadi fokus utama bangsa kolonial pada waktu itu. Mencoba meresapkan air ke dalam tanah gambut karena sebagian besar datarannya tak mudah menyerap air, alih-alih membuat mega proyek kanal yang menelan banyak keringat dan uang. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Selain fungsi, pembangunannya menjadi keluhan warga, salah satunya rekan saya yang menemani perjalanan pulang sehabis sembahyang, Ferian Amri. Pria yang selalu memanfaatkan jalan ini merasa terganggu.

"Mobilitas jadi terganggu, kemarin jalan ditutup jadi susah lewat," Katanya sambil melihat dari dekat sumur yang sudah diberi dinding beton didalamnya.

Masalah yang timbul lainnya adalah kerapian pekerjaan setelahnya. Seperti nyanyian lama kebanyakan proyek penggalian tanah di Jakarta, para kontraktor tidak serius dalam menutup bekas galian sehingga jalan menjadi bergelombang dan bisa berakibat fatal bagi pengendara khususnya sepeda motor. 

Sebenarnya sumur resapan juga dikerjakan di era Jokowi-Ahok memimpin Jakarta. Bedanya sumur diletakan di pertemuan jalan yang menggenang sehingga sumur bekerja optimal menyerap kelebihan air. Penutupnya diberi kordinat GIS (Geographic Information System). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun