Mohon tunggu...
Diaz Ayu Rengganis
Diaz Ayu Rengganis Mohon Tunggu... Mahasiswa - yayazzzz

cita-cita menjadi author au

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kalau Capek Itu Istirahat, Bukan Berhenti

30 Mei 2022   07:39 Diperbarui: 30 Mei 2022   07:47 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Baiklah, ternyata kita udah ada di penghujung semester aja nih bestie Dan kayaknya catatan ini bakal jadi artikel terakhir yang aku post untuk semester ini. Sebentar lagi kita bakal berpisah dengan tugas-tugas membuat artikel dan tentunya dosen kita tercinta, Bapak Edi Purwanto. Nah, di artikel terakhir ini aku mau nulis tentang evaluasi pembelajaranku selama satu semester pada mata kuliah kewarganegaraan ini.

Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan mata kuliah pancasila pada semester satu kemarin, tugas tetap kita tetap membuat artikel setiap minggunya. Yang menjadi pembeda hanyalah topik artikelnya. Pada semester dua ini kami lebih banyak membuat artikel berdasarkan riset dan observasi pada lingkungan dan kondisi sekitar. Seperti pada artikel 1-3, di situ kami menulis artikel tentang teman satu kelas dan menceritakan tentang orang tua.

Poinnya terdapat pada dimana kami harus mencari tahu kemudian menceritakan mulai dari profil, hobi, pekerjaan, serta hal-hal menarik dari mereka. Ini masih tergolong mudah dan manfaatnya pun sangat berasa, kami semakin mengenal satu sama lain  dengan teman satu kelas, tahu kebiasaan-kebiasaan unik yang dulunya belum kita tau, tahu lebih dalam tentang teman yang kemungkinan akan menjadi teman seperjuangan selama menempuh pendidikan S1 ini. Menceritakan ibu dan bapak sejujurnya menjadi tantangan yang seru, mengapa aku menyebutnya tantangan? Karena ibu dan bapakku bukanlah orang yang terbuka tentang masa kecil atau masa lalunya. Aku bahkan harus menurunkan gengsiku untuk bertanya pada ibu terkait hal-hal yang sebelumnya belum aku ketahui dari beliau. Mengungkapkan sayang pada beliau bahkan tidak pernah secara gamblang aku sampaikan padanya. Sedangkan waktu menulis artikel tentang bapak, waktu itu sayangnya bapak sedang tidak berada di rumah karena sedang bekerja di luar kota. Sehingga beberapa hal yang belum kuketahui aku tanyakan pada ibu dan nenek.

Artikel selanjutnya adalah artikel yang mengharuskan kita melakukan kunjungan ke tempat ibadah non muslim. Sebenarnya topik ini sangat tidak aku harapkan wkwk, kenapa? Pertama, karena tempat ibadah non muslim di dekat rumah hanya ada satu, sedangkan tugas kunjungannya ada dua. Selain itu lokasi rumah dengan gereja ataupun tempat peribadatan non muslim lainnya jaraknya lumayan jauh. Namun kebetulan sekali kakak sepupuku rumahnya dekat dengan gereja di Pacitan kota yang kemarin aku jadikan topik artikel. Maka dari itulah aku bisa mendapatkan informasi dari kunjungan ke tempat ibadah non muslim tersebut. Tema ini jika menurut pemahamanku dapat menambah pengalaman dan tentunya pengetahuan kita tentang agama non muslim. Adapun harapannya dengan adanya tugas kunjungan ini dapat memberikan gambaran pentingnya toleransi umat beragama di Indonesia. Mengingat Indonesia adalah negara heterogen dengan banyak suku, budaya, agama, bahkan ras. Sehingga perlu adanya penanaman toleransi antar umat beragama untuk hidup selaras dan berdampingan di masyarakat.

Yang menjadi tema artikel selanjutnya adalah tentang tradisi menyambut bulan ramadan. Tema artikel yang menurutku cukup gampang karena pada waktu itu bertepatan dengan adanya megengan, yaitu tradisi menyambut bulan Ramadan di lingkunganku. Untuk tema megengan kala itu, aku tidak melakukan wawancara terlalu banyak, hanya melakukan observasi dengan ikut kondangan hahaha. Ya karena megengan sudah jadi tradisi rutin yang pasti ada menjelang ramadan, jadi aku sudah hafal di luar kepala tentang apa saja rangkaian megengan itu. Jika ada yang kurang ku ketahui, aku akan bertanya kepada nenekku ataupun kepada bapak.

Nah tema selanjutnya adalah tentang KPU daerah sekitar tempat tinggal. Dalam tema ini kami dianjurkan untuk mengulik informasi sebanyak-banyaknya tentang sistem pemilu, tantangan dan hambatan penyelenggaraan pemilu, pandangan mereka tentang demokrasi di Indonesia, dan lain sebagainya. Lagi-lagi tema artikel ini lumayan susah, karena jika ingin mewawancarai KPU itu kantornya ada di pusat kabupaten. Setelah memutar otak akhirnya aku memutuskan untuk mewawancarai kakak sepupuku yang dulu pernah menjabat sebagai panwaslu desa. Namun, dia tidak bersedia kuwawancarai dengan alasan takut salah menjawab. Akhirnya aku dikenalkan dengan ketua Panwaslu desa tahun 2020 yang akhinya bersedia ku wawancarai.

Tema untuk tugas artikel selanjutnya yakni membahas tentang studi obervasi kepada warga kurang mampu ataupun  warga minoritas di sekitar tempat tinggal. Untuk ke sekian kalinya, aku kembali struggle. Bingung ingin mewawancarai siapa, karena ya memang di wilayah tempat tinggalku kebanyakan warganya masih dalam taraf hidup yang sama. Mungkin ada beberapa golongan minoritas itu pun beliau sudah berumur sekali dan hidupnya sudah terjamin karena tinggal dengan anak atau cucunya. Sempat terfikir untuk mewawancarai salah satu pemulung sampah di pasar namun urung karena aku sendiri tidak tahu beliau tinggal di mana, sedangkan aku sudah jarang pergi ke pasar. Sebenarnya target wawancaraku kebanyakan bekerja di pasar sebagai kuli panggul ataupun tukang sapu pasar, namun sangat sulit menemui beliau-beliau di luar waktu pasar diadakan. Sedangkan pasar hanya ada setiap hari Kliwon dan Pahing. Akhirnya setelah berfikir dan mencari solusi sekian lama sampai terlambat mengumpulkan artikel, aku memutuskan mendatangi rumah tetanggaku yan hidupnya tidak bisa dibilang tidak mampu namun belum bisa disebut mampu, ah, istilahnya sederhana dan cukup saja. Orang yang kuwawancarai ini cukup anti sosial terhadap tetangga sekitar, sehingga agak sulit menanyakan sesuatu di luar topik.

Tugas artikel terakhir untuk semester ini bertemakan sosok atau guru yang dulu pernah mengajari kami mengaji dan belajar alifbatatsa. Ini tema artikel yang tidak terlalu sulit, yang sulit adalah waktu untuk bertemu beliau-beliau. Karena ya sekarang mereka sudah mempunyai pekerjaan lain selain menjadi guru mengaji. Ada yang aku wawancarai saat lebaran bahkan, dan ada pula yang aku wawancarai ketika beliau datang ke rumahku. Yaa, sambil menyelam minum air lah hahaha.

Oke, untuk ulasan mungkin cukup sekian, namun untuk evaluasi dan hal-hal menarik yang kudapatkan dari tugas-tugas membuat artikel baru akan aku ulas setelah ini.

Sejujurnya aku kurang menyukai metode perkuliahan dengan tugas mingguan membuat artikel ini. Berbeda dengan semester sebelumnya yang masih ada pertemuan tatap maya untuk presentasi dan diskusi topik artikel. Namun semester ini terhitung hanya ada sekali pertemuan. Hambatan-hambatannya sudah aku sebutkan beberapa di atas. Kebanyakan aku merasa kesulitan untuk melakukan wawancara kepada orang-orang yang bahkan belum pernah kutemui sebelumnya dan juga pergi ke lokasi kunjungan yang juga memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Selain itu ide pikiran yang tidak selalu lancar dalam menemukan inspirasi menulis. Tidak jarang aku mengerjakan artikel mepet deadline, karena seperti kebanyakan mahasiswa mengatakan jika ide akan muncul dan lancar saat mendekati batas waktu pengumpulan tugas. Selain itu rasanya kurang jika perkuliahan tanpa pertemuan, meskipun ada diskusi via grup chat walau tidak terlalu banyak mahasiswa yang menimbrung.

Tantangan lain adalah ketika kita harus melakukan wawancara dan observasi ke lapangan dan itu butuh effort lebih. Mulai dari menentukan target wawancara, menentukan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber, jarak dan waktu, dan hal lain yang turut mempengaruhi wawancara. Tidak jarang penjelasan dari narasumber pun tidak sepenuhnya menjawab pertanyaan yang kami ajukan. Adapun manfaatnya adalah kita bisa bertemu dengan orang-orang baru dan bisa belajar bersama beliau-beliau. Banyak ilmu dan pengalaman berharga yang aku dapatkan dari studi wawancara untuk bahan artikel ini tentunya. Selain itu kemampuan menulisku sedikit demi sedikit juga mulai bertambah dan semakin baik. Skill menulis memang tidak dimiliki oleh semua orang, namun dengan adanya tugas membuat artikel ini mampu membuat kami yang dulunya jarang menulis jadi rajin menulis dan mampu menambah skill menulis menjadi lebih mahir. Mungkin hanya ada beberapa kekurangannya yaitu sering typo atau salah ketik, bingung menentukan kata baku, dan membuat kalimat menjadi efektif, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun