Mohon tunggu...
Diasbayu Rizqianto
Diasbayu Rizqianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mencoba hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama

4 Desember 2021   07:57 Diperbarui: 4 Desember 2021   08:05 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak negara yang jatuh hati ke negara indonesia karena kekayaannya. Keberagaman indonesia yang banyak sekali, suku, bangsa, bahasa, adat istiadat, dan agama. Anugerah yang harus kita syukuri dan jaga namun sekarang kita diuji oleh tuhan, misal gesekan2 sosial, diterpa isu2 radikalisme gerakan-gerakan kelompok tertentu yang ekstrim yang semakin hari semakin menjadi jadi, dan terang terangan menyuarakan ideologi mereka. Oleh karena itu kita sebagai warga negara yang beragama harus lah memiliki benteng yang dapat menilai baik buruk nya sesuatu hal yang kita hadapi.

Kata “moderasi” memiliki beberapa istilah. Dalam bahasa Inggris, kata “moderasi” berasal dari kata moderation, yang berarti sikap sedang, sikap tidak berlebih lebihan. Terdapat juga kata moderator, yang berarti ketua, pelerai, penengah (of dispute). Kata moderation berasal dari bahasa Latin moderatio, yang berarti ke-sedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Dalam KBBI, kata “moderasi” berarti penghidaran kekerasan atau penghindaran keekstreman. Kata ini adalah serapan dari kata “moderat”, yang berarti sikap selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem, dan kecenderungan ke arah jalan tengah. Sedangkan kata “moderator” berarti orang yang bertindak sebagai penengah (hakim, wasit, dan dan lain nya), pemimpin sidang (rapat, diskusi) yang menjadi pengarah pada acara pembicaraan atau pendiskusian masalah, alat pada mesin yang mengatur atau mengontrol aliran bahan bakar atau sumber tenaga.

Jadi, ketika kata “moderasi” disandingkan dengan kata “beragama”. menjadi “moderasi beragama”, Beragama berarti memeluk atau menganut, jadi moderasi beragama adalah cara pandang dlm mengamalkan agama. maka istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari keekstreman dalam praktik beragama. Gabungan kedua kata itu menunjuk kepada sikap dan upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem (radikalisme) dan selalu mencari jalan tengah yang menyatukan dan membersamakan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa Indonesia.

Dengan kenyataan beragamnya masyarakat Indonesia, yang dapat dibayangkan betapa beragamnya mereka dalam berpendapat, pandangannya, keyakinannya, dan kepentingan masing-masing warga bangsa, termasuk dalam beragama. Beruntung kita memiliki satu bahasa persatuan, bahasa Indonesia, sehingga berbagai keragaman keyakinan tersebut masih dapat dikomunikasikan, dan karenanya antarwarga bisa saling memahami satu sama lain. Meski begitu, gesekan akibat keliru mengelola keragaman itu tak urung kadang terjadi.

Jadi, Ketika kita sebagai warga negara yang menjunjung tinggi NKRI yang mana kita harus terbiasa dengan yang namanya perbedaan. Karena dengan adanya perbedaan kita dapat saling memahami apa yang dipikirkan oleh orang lain dan saling menghormati sebagai sesame manusia. Jadikan lah perbedaan yang ada pada diri kita dan orang lain sebagai anugerah dari tuhan yang maha ESA. Karena dengan adanya perbedaan kita saling melengkapi dan saling menutupi kekurangan satu sama lain.

Moderasi agama juga harus dapat membentengi dari tantangan radikalisme dan terorisme yang ada di negara ini. Ideologi kebersamaan dalam alquran, sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang yahudi, orang-orang nasrani dan orang-orang shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada merkea, dan tidak(pula) mereka bersedih hati. Kita melihat agama lain harus kita pandang dengan pikiran positif, karena mereka benar menurut agama mereka masing-masing.

Munculnya isu-isu politis mengenai radikalisme Islam merupakan tantangan baru bagi umat islam untuk menjawabnya. Isu radikalisme islam ini sebenarnya sudah lama mencuat di permukaan wacana internasional. radikalisme islam sebagai fenomena historis-sosiologis merupakan masalah yang banyak dibicarakan dalam wacana politik dan peradaban global akibat kekuatan media yang memiliki potensi besar dalam menciptakan persepsi masyarakat dunia. banyak label2 yang diberikan oleh kalangan eropa barat dan amerika serikat untuk menyebut gerakan islam radikal, yang mengarah kepada sebutan kelompok garis keras, ekstrimis, militan, islam kanan, fundamentalisme sampai terorisme

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun