Mohon tunggu...
Dias Ashari
Dias Ashari Mohon Tunggu... Penulis - Wanita yang bermimpi GILA, itu akuuu..

Mantan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(Novel) Racikan Tinta Calon Apoteker - Episode 2

30 Oktober 2020   08:52 Diperbarui: 30 Oktober 2020   09:07 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

" Eh za, tumben kamu bekel nasi ke sekolah" tanyaku lagi untuk mencairkan suasana.

 " Iyah ni ca, dibekelin sama mamah, kamu mau nih" katanya sambil menyodorkan misting bergambar mickey mouse yang berisi nasi kuning itu kehadapanku.

" E,,ee gak usah makasih za, aku udah sarapan di rumah" jawabku sambil menggaruk bagian kepala.

Tak lama dari itu datanglah Eka si ketua kelas, tiba-tiba diza beranjak dari mejaku dan menghampiri Eka.
"Hai, bro tumben udah datang jam segini" Tanya eka terheran-heran.

 " E.. ya gak papa atuh ka, aku kan lagi belajar disiplin" jawab diza sambil menggaruk kepalanya.

Jam pelajaran kedua adalah olahraga, ini adalah salah satu kesukaanku karena aku bisa lebih bebas memandangnya di luar ruangan. Setelah berganti pakaian kami langsung berhamburan menuju lapangan menghampiri pak barnas, guru olahraga kami. Kemudian tanpa di komando kami langsung berbaris rapih. Namun pak barnas yang baik hati mempersilahkan kami untuk duduk rileks saja. Pak barnas pun memulai untuk memberi pengarahan mengenai permainan bola basket. 

Di sela-sela pak barnas sedang menerangkan, tiba-tiba "pluk" ada sebuah batu yang mendarat di punggungku dan sepertinya ada seseorang yang melemparkan dengan sengaja ke arahku. Aku pun langsung menoleh kearah sebelah kanan dan kulihat farhan disana tertawa sambil menutup mulutnya. Aku pun kesal dan mengepalkan tangan kepada farhan tanda aku akan membalasnya. Namun farhan berusaha mengelak tertanda bukan dia yang melempar tapi dia menunjuk diza. Seketika itu aku malah bahagia dan mencoba melempar kembali batu itu ke diza. Ketika aku melempar ternyata pak barnas melihatku dan beliau langsung menegurku.

 " Finza, bapak sedang menerangkan kamu malah bermain lempar batu seperti barusan" kata pak barnas sedikit marah.

" E..ee. i..itu pak diza yang memulai duluan" jawabku sambil membela diri.

" Tidak pa dari tadi aku diam saja, itu mah finza ingin bercanda dengan saya pak" kata diza mengelak.

" Bohong pak, jelas-jelas diza yang memulai semua ini" jawab aku kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun