Mohon tunggu...
Dias Ashari
Dias Ashari Mohon Tunggu... Penulis - Wanita yang bermimpi GILA, itu akuuu..

Mantan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(Novel) Racikan Tinta Calon Apoteker - Episode 2

30 Oktober 2020   08:52 Diperbarui: 30 Oktober 2020   09:07 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

" Hallo Finza, namaku siti, salam kenal juga" Jawabnya dengan senyuman yang sama kembali.

" Eh siti nanti kita lanjutkan lagi percakapannya karena sebentar lagi antrian akan segera berakhir" kataku. Lalu siti menganggukan tanda setuju.

Setelah selesai wudhu, kami langsung menggunakan mukena sambil mendengarkan adzan dari siswa baru angkatan kami.

 " Allahu akbar... Allahu akbar..", aku tertegun mendengar lantunan adzan itu tetiba hatiku tenang lalu keluarlah air mata dari kedua mataku. Dalam hati aku berkata " Subhanallah indah sekali suaranya". Setelah selesai adzan kemudian kami mengatur shaf untuk  shalat berjamaah. Setelah selesai shalat aku masih penasaran dengan anak yang adzan tadi, siapa namanya. Aku coba bertanya kepada siti, namun sepertinya dia juga tidak tahu. Akhirnya aku melangkah lagi meninggalkan masjid.

Aku dan siti kembali menuju kelas untuk kembali di ospek oleh kaka kelas. Di dalam kami dipersilahkan untuk mengecek semua makanan yang kami bawa, jika tebakan kita benar makanan tersebut bisa kita bawa lagi. Namun jika salah maka dari itu kita harus rela memberikan makanan tersebut kepada kakak kelas kami. Hari itu begitu banyak dari kami yang melakukan kesalahan termasuk aku. Setelah itu kami di persilahkan untuk makan siang dan melanjutkan dengan sesi pengenalan diri siswa. Satu persatu dari kami maju, ada yang dengan lantang memperkenalkan diri, ada yang serius , ada juga yang kocak dan tidak ketinggalan ada juga yang malu-malu termasuk aku. Entah aku bingung padahal saat zaman sd aku terkenal sebagai anak yang nakal dan bukan pemalu. Namun saat ini karakterku berubah 180 derajat, aku menjadi seorang sedikit pendiam dan pemalu.

Masa orientasi kami telah selesai selama tiga hari. Hari esok adalah hari persiapan untuk pembagian kelas. Aku sungguh tidak sabar dan berharap bisa mendapat teman baik disana. Bahkan sampai larut malam aku tidak bisa tidur memikirkan semua itu. Hari berganti begitu cepat. Aku langsung berbegas menuju sekolah dengan seragam baru sambil menghirup udara yang segar pagi ini. Sesampainya di sekolah aku langsung menuju ruang TU, untuk melihat aku ada di kelas mana. Aku cari dengan teliti dari kelas A,B,C,D,E,F dan aku menemukan namaku ada di kelas G.

Kemudian aku bergegas menuju lantai dua dan tak sabar bertemu dengan teman baru. Setelah berjalan menaiki tangga dan melewati satu ruangan aula yang besar, akhirnya aku menemukan kelas 7G. Akupun masuk dan segera memberikan salam.

" Assala..." baru saja satu langkah aku tertegun melihat seorang anak laki-laki yang duduk di bangku paling depan dekat pintu.

 Entah perasaan apa yang terjadi, aku sungguh bahagia melihat wajahnya. Tatapan mata yang tajam membuat aku terus menatapnya. Hingga terdengarlah suara perempuan dari meja belakang

" Finza, sini duduk bareng aku", suara itu membuyarkan lamunanku.

 Aku pun menoleh kearah suara tersebut dan ternyata itu siti. Betapa bahagianya aku bisa sekelas dengan orang-orang yang aku sukai. Aku langsung menghampirinya dan duduk di sampingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun