Mohon tunggu...
Dias Ashari
Dias Ashari Mohon Tunggu... Penulis - Wanita yang bermimpi GILA, itu akuuu..

Mantan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Berdalih di Balik Kata Penulis Pemula

12 Oktober 2020   09:53 Diperbarui: 12 Oktober 2020   17:01 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: northidahospineclinic.com

Berbicara soal menulis terkadang kegiatan ini menjadi momok bagi sebagian orang. Berbagai macam alasan pun dilontarkan. 

Alasan klise pertama adalah kesulitan menemukan ide. Kemudian setelah merasa menemukan ide alasan lain muncul seperti kesulitan merangkai kata atau menemukan diksi yang tepat.

Penulis terkadang miris melihat kondisi teman-teman terdekat yang menolak mentah-mentah kegiatan menulis dengan alasan tidak berbakat, padahal mereka belum coba melakukannya. 

Bahkan di jurusan kuliah yang pernah penulis tempuh yaitu di Komunikasi dan Penyiaran Islam, minat dalam bidang kejurnalistikan sangat minim. Banyak mahasiswa yang memilih bidang broadcasting karena dirasa lebih terlihat keren dan bergengsi.

Penulis pun melihat akar masalah dari kurangnya minat jurnalistik karena memang belum ada dosen yang berkompeten dalam bidang tersebut. Sehingga tidak ada role model bagi mahasiswa untuk melihat seperti apa gambaran dari dunia kepenulisan.

Hal ini menjadi amat disayangkan, padahal penulis rasa semua bidang keahlian perlu diiringi dengan kemampuan menulis. Mengapa demikian? 

Karena ketika seseorang ahli dalam bidang tertentu, ia dapat membagikan karyanya melalui tulisan. Bisa dibayangkan berapa banyak yang mendapat manfaat dari informasi yang disajikan dalam tulisan tersebut.

Adapun hal lain yang menjadi permasalahan adalah menyinggung soal penulis pemula yang belakang ini justru dijadikan dalih sebagai tameng dalam dirinya. Kegiatan tulis- menulis sendiri pastinya tidak luput dari penilaian orang lain. Tak terbatas mau itu penulis pemula ataupun penulis yang sudah melanglang buana.

Namun seringkali ketika penulis pemula mendapatkan kritik yang pedas akan tulisannya. Hal pertama yang ia katakan adalah " wajar saja tulisanku jelek, toh aku ini penulis pemula". 

Justru kata penulis pemula ini yang membuat kita enggan belajar dari kesalahan. Kemudian ketika di kritik terkait penggunaan bahasa, pemilihan diksi ataupun ide yang dituangkan mereka lekas tersinggung dan enggan kembali menulis.

Padahal sejatinya kritikan jika dipandang dalam segi positif akan sangat membangun kualitas dari seorang penulis. Namun memang tidak semua penulis mampu untuk menerimanya. Untuk itu daripada menjadi penulis pemula lebih baik menjadi penulis pembelajar. Dengan demikian kita akan terus berproses menjadi lebih baik dari hari ke hari.

Salam literasi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun