Entah kebetulan atau tidak, hari ini mengalami di dua acara. Pertama adalah di undangan dari sebuah lembaga pemerintah, dan kedua adalah undangan tingkat Rukun Tetangga.
Pada acara pertama, maksud hati hendak berpartisipasi supaya menghormati pihak pengundang dan dapat mengikuti acara dengan lengkap dari awal supaya tidak ada yang terlewatkan, tetapi sang nara-sumber yang menjadi kunci dari pelaksanaan acara malah datang sangat telambat.
Pada acara kedua, kentongan penanda kumpul sudah ditabuh beberapa waktu sebelumnya. Karena merasa diri sudah terlambat waktunya maka bergegas merapat ke tempat acara. Tetapi ketika mata melewati sebuah tembok tinggi yang menghalangi pemandangan hanya mendapati dua beliau yang masih dengan sabar menunggu yang diundang.
Bila pada acara pertama pihak penyelenggara yang terlambat hadir dan masih ada ‘excuse’ dengan hadirin dipersilahkan menikmati menu rehat, maka pada acara kedua partisipan acara tidak kunjung muncul sehingga tidak ada yang dapat dimulai.
Waktu adalah Uang. Kalau Berkata Tidak Ada Waktu, Berarti Sedang Tidak Punya Uang
Di kalangan teman-teman yang senang berkumpul, lelucon di atas seringkali dipakai untuk ‘mengerjai’ teman lainnya yang mulai jarang bergabung karena selalu memiliki macam-macam alasan untuk tidak datang.
Ketika melibatkan lebih dari satu pihak dalam penyelenggaraan sebuah acara, mau-tidak- mau harus ada partisipasi aktif dari pihak-pihak yang terlibat. Dengan demikian maka acara atau tujuan yang disepakati dapat berlangsung dengan semestinya.Â
Ketidakseimbangan yang terjadi dalam dalam suatu kondisi dan mengakibatkan satu bagian menjadi (misalnya) berada di atas dan bagian lain berada di bawah, dalam bahasa Jawa harian, dapat disebut secara ringkas dengan kata ‘(n)jomplang’.
Transportasi Udara Tetap (Hanya) Angkutan Umum
Pada suatu waktu dulu, dapat bepergian dengan naik pesawat udara orang dapat merasa bangga dihadapan orang lainnya. Di samping karena harga tiketnya sangat mahal sehingga tidak sembarangan orang dapat membiayainya, ketepatan waktu dapat menjadi kebanggaan tersendiri.Â
Bila jarak Jakarta-Yogyakarta dalam situasi lancar perlu ditempuh dengan angkutan darat selama sekurangnya delapan jam, maka dengan pesawat udara cukup ditempuh dalam waktu satu jam.