Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bilakah Natal Masih Tinggal

28 Desember 2021   16:53 Diperbarui: 1 Januari 2022   07:55 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku seakan mendengar gelakmu
Saat perjalanan ke selatan sedang ditempuh

Melewati pohon-pohon jati yang bertunas
Mendekati rumput-rumput yang rakus menyesap hujan

Menyimpan bulir air dengan sia-sia dan hanya akan segera berlalu
Diserap tanah
Pun diuapkan ke dinding-dinding langit

Apakah kamu sedang di selatan?

Di tempat ombak terdengar dari bilik-bilik beranyam bambu
Dan kehangatan berserak begitu saja di balai bertikar pandan

"Ombak sedang tinggi," katamu waktu itu
Di dekat balai bertikar pandan, sepertinya sudah lama

Ketika Natal mengetuk pintu-pintu yang dikeringkan oleh asap-asap kayu bakar dari tungku tanah liat

Saat seekor laba-laba menganyam kesendirian di sudut waktu
Menanti keberuntungan menghampiri malam, bila senja terlanjur dilampaui

Cangkir-cangkir berhias bunga kecil berwarna merah telah dituangi air panas
Daun-daun teh kering dan gula batu berebut tempat

"Kamu merupa ombak yang menari sepanjang waktu, dan meninggalkan senyap di tepian-tepian tebing," kataku tentang laut yang memantulkan warna perak saat purnama melintas

Benarkah Natal masih akan tinggal?

| Lor Senowo | 26 Desember 2021 | 08.21 |

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun