Pagi masih menanti di tikungan jalan
Ketika hangat matahari memeluk punggung lereng yang kedinginan sepanjang dini yang menggigilkan
Dan guguran lava berlari menuruni kubah di sisi jauh
Pagi selalu bermurah hati
Menanti tanpa henti
Menunggu tanpa ragu
"Aku ingin menggantungkan harapan di dinding rumahku," katamu, dua hari lalu
Harapan telah lama tergantung di dinding-dinding yang terus menua
Melewati banyak pagi
Menghabiskan banyak malam
Lalu kita terus menambahnya
Pagi terus bermurah hati menghangatkan hari
Sejak kita mengayunkan langkah-langkah kecil di atas paving pada jalan kecil di sisi sungai berarus lambat
Dan pohon-pohon masih menunas, ikut menumbuhkan pagi
Matahari menyisip di antara batang-batang kelapa
"Aku akan yang menraktirmu sarapan," kataku sekali waktu
Ketika pagi masih menghangat di matamu
Senyummu mengembang
Memberikan banyak jawaban melebihi pertanyaan yang pernah dapat kubuat
Pagi juga seringkali memberi kejutan di waktu yang lain
"Aku akan duduk di dekat tiang di sisi belakang," katamu
Dalam pesan pendek yang terasa panjang
Lalu siang membiarkan dirinya dirambati dentang suara lonceng