Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa Telah Menggeser Batu Penutup Makam?

4 April 2021   13:56 Diperbarui: 4 April 2021   14:14 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut beberapa sumber bacaan, estimasi berat batu penutup makam Yesus adalah 1 - 1,5 ton. Bila itu benar, maka untuk membukanya tentu perlu usaha dan sumberdaya yang sangat besar.

Jawaban yang paling klasik yang mungkin dapat ditebak adalah batu penutup itu dibuka oleh Tuhan melalui para malaikat yang diutusNya. Ini paling sering sering didengar. Bahwa dengan kuasaNya, Ia tidak mustahil tentang segala sesuatu.

Apakah malaikat-Nya adalah Ia sendiri? Bila memakai dikotomi versi logika maka malaikat adalah malaikat, dan Tuhan adalah Tuhan.

Bagaimana bila Tuhan hendak menjadikan dirinya menjadi malaikat? Dalam konsepsi kemahakuasaan, itu hal yang sangat dimungkinkan. Tidak ada yang mustahil.

Bagaimana bila Tuhan hendak hadir dalam bentuk manusia, ada dan hadir di antara manusia? Itu juga mungkin saja. Rasanya tidak ada yang mustahil.

Bagaimana bila Tuhan hendak menyatakan kemahakuasaan-Nya di antara manusia dengan menjadi manusia? Ini juga sangat mungkin dalam konsepsi kemahakuasaan. Yang konon tidak boleh adalah mengatakan Tuhan adalah manusia. Tapi dalam konsepsi kemahakuasaan-Nya, Tuhan menjadikan diriNya manusia juga dapat begitu saja terjadi. Tidak ada yang mustahil.

Bagaimana bila benar Ia berkenan hadir sebagai manusia?

Tetapi rasanya tidak penting apakah Ia hadir sebagai malaikat atau sebagai manusia. Dikehendaki atau tidak, itu dapat begitu saja terjadi. Tidak dibutuhkan konfirmasi atau persetujuan dari siapapun atau kapanpun. Terutama dari anak-anak "yesterday afternoon" yang gagah berani melecehkan tatanilai berusia ribuah tahun.

Logika dapat menerima atau menolak fakta itu. Tergantung bagaimana atau seperti apa logika hendak digunakan atau ditujukan. Pada sisi yang lain, bagaimana logika hendak digunakan tidak sama sekali mempengaruhi kemahakuasaanNya. KehadiranNya tidak membutuhkan persetujuan dari siapapun.

Bagaimana bila Ia sungguh hadir serupa manusia di tengah-tengah manusia?

Setidaknya akan ada dua kemungkinan. KehadiranNya disetujui dan diterima, atau sebaliknya: ditolak.

Terkait kebangkitan Yesus dari kematian agak jarang didengar ulasan tentang batu kubur yang tergeser itu. Kebanyakan dengan semangat hanya bercerita tentang kebangkitanNya. Tentang bagaimana Ia mengatasi kematian. Eh, btw, bukankah tidak ada manusia yang "berhasil" mengatasi kematian? Semua manusia minta didoakan ketika hendak melintasi kematian. Maka kalau ada yang menawarkan tetapi masih meminta,  jangan lekas percaya. Jangan-jangan tawaran hanya pancingan untuk kemudian mengambil sesuatu.

Ada yang menarik dari batu kubur yang digeser. Sekiranya ada kebangkitan dan sengaja tidak diceritakan tentu bisa. Yesus bangkit lalu memakai ajian "nembus bumi". Langsung ke surga. Dan beres. Tidak ada conflict of interest. Tidak ada perdebatan. Yang tinggal hanya para manusia.

Tetapi karena Yesus memang hendak mewartakan kebangkitan (dan bukan kematian) maka ada batu kubur yang telah digeser.

Sepertinya ada pesan bahwa kebangkitan terjadi bila batu penutup sudah digeser. Tidak ada kebangkitan bila pikiran masih rapat tertutup. 

Kebangkitan memerlukan ruang. Dan juga, kebangkitan mensyaratkan dibutuhkannya energi besar juga untuk menggeser penghalang.

Sebesar apa? Sebesar energi yang digunakan untuk menggeser batu penutup kubur seberat 1 sampai 1,5 ton!

Selamat, Paskah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun