Menurut beberapa sumber bacaan, estimasi berat batu penutup makam Yesus adalah 1 - 1,5 ton. Bila itu benar, maka untuk membukanya tentu perlu usaha dan sumberdaya yang sangat besar.
Jawaban yang paling klasik yang mungkin dapat ditebak adalah batu penutup itu dibuka oleh Tuhan melalui para malaikat yang diutusNya. Ini paling sering sering didengar. Bahwa dengan kuasaNya, Ia tidak mustahil tentang segala sesuatu.
Apakah malaikat-Nya adalah Ia sendiri? Bila memakai dikotomi versi logika maka malaikat adalah malaikat, dan Tuhan adalah Tuhan.
Bagaimana bila Tuhan hendak menjadikan dirinya menjadi malaikat? Dalam konsepsi kemahakuasaan, itu hal yang sangat dimungkinkan. Tidak ada yang mustahil.
Bagaimana bila Tuhan hendak hadir dalam bentuk manusia, ada dan hadir di antara manusia? Itu juga mungkin saja. Rasanya tidak ada yang mustahil.
Bagaimana bila Tuhan hendak menyatakan kemahakuasaan-Nya di antara manusia dengan menjadi manusia? Ini juga sangat mungkin dalam konsepsi kemahakuasaan. Yang konon tidak boleh adalah mengatakan Tuhan adalah manusia. Tapi dalam konsepsi kemahakuasaan-Nya, Tuhan menjadikan diriNya manusia juga dapat begitu saja terjadi. Tidak ada yang mustahil.
Bagaimana bila benar Ia berkenan hadir sebagai manusia?
Tetapi rasanya tidak penting apakah Ia hadir sebagai malaikat atau sebagai manusia. Dikehendaki atau tidak, itu dapat begitu saja terjadi. Tidak dibutuhkan konfirmasi atau persetujuan dari siapapun atau kapanpun. Terutama dari anak-anak "yesterday afternoon" yang gagah berani melecehkan tatanilai berusia ribuah tahun.
Logika dapat menerima atau menolak fakta itu. Tergantung bagaimana atau seperti apa logika hendak digunakan atau ditujukan. Pada sisi yang lain, bagaimana logika hendak digunakan tidak sama sekali mempengaruhi kemahakuasaanNya. KehadiranNya tidak membutuhkan persetujuan dari siapapun.
Bagaimana bila Ia sungguh hadir serupa manusia di tengah-tengah manusia?
Setidaknya akan ada dua kemungkinan. KehadiranNya disetujui dan diterima, atau sebaliknya: ditolak.