Mohon tunggu...
Diar Ronayu
Diar Ronayu Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger dan Youtuber

Video creator di Channel YouTube Mama Unakira, sesekali menulis di unakira.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kemudahan Transaksi Go-Food dan Dukungannya Terhadap UMKM Kuliner di Indonesia

3 Juni 2018   21:10 Diperbarui: 3 Juni 2018   22:02 1710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi memasak bukan berarti membuatku tidak pernah bermusuhan dengan dapur. Ada kalanya rasa malas melanda. Lebih - lebih saat sedang masuk angin atau saat hamil muda dulu. Jangankan memasak, mencium bau bawang saja pusingnya hingga ke ubun - ubun. 

Namun alasan yang paling sering mampir ya karena malas saja. Seperti akhir pekan ini. Setelah seminggu beraktivitas yang seperti tidak ada habisnya sejak bangun tidur hingga tidur lagi, rasanya hari ini hanya ingin leyeh - leyeh. Libur masak dulu. Menyenangkan diri dengan main gadget, baca buku, sambil sedikit berdamai dengan rumah yang berantakan karena ulah duo krucil.

Untuk berbuka nanti sih inginnya makan enak ala resto. Tapi mau jalan untuk buka di luar juga rasanya malas sangat. 

"GO-FOOD aja mah.", begitu kata suamiku.

Memang hari ini aku sudah berniat mau pesan makanan lewat GO-FOOD saja. Solusi apalagi selain GO-FOOD, untuk emak - emak yang ingin menyajikan masakan enak untuk keluarga tapi malas masak dan malas gerak (mager) seperti aku hari ini?

Mudahnya bertransaksi lewat Go Food / dok.pribadi
Mudahnya bertransaksi lewat Go Food / dok.pribadi
Memesan makanan lewat GO-FOOD  caranya mudah sekali. Cukup buka aplikasi GO-JEK yang sudah diinstal di handphone kita, lalu pilih menu GO-FOOD bergambar piring garpu di sudut kanan atas. 

Selanjutnya pada tampilan awal layar GO-FOOD, kita akan disuguhi pilihan - pilihan menu yang dapat memudahkan kita dalam memesan makanan berdasarkan preferensi tertentu. Bingung hendak memesan apa, akhirnya aku  memilih menu 'near me' untuk mencari restoran terdekat dari rumah. 

Berdua dengan suami, kami melihat - lihat etalase restoran di layar hapenya. Setelah scroll - scroll atas bawah disertai debat sana sini, akhirnya pilihan makanan yang hendak dipesan jatuh ke tangan "Ayam Bakar mas Mono", yang sepertinya cocok dengan lidah semua penghuni rumah. 

Langkah selanjutnya tinggal pilih menu makanan dengan menekan tombol add, pilih cara pembayaran (bisa GO-PAY atau cash), lalu pilih order. Semudah itu bro. Tentu saja ada harga lain yang harus dibayarkan berupa ongkos kirim. Namun itu sebanding dengan kenyamanan dan kemudahan memesan makanan tanpa harus capek - capek pergi ke restoran.

Baru juga beberapa detik menekan tombol order, pesananku sudah di pick up oleh seorang mang GO-JEK berhati mulia, bernama pak Yosef Maulana. Kaget euy, si mang GO-JEK cepet amat nyautnya. 

Tak berapa lama pak Yosef menelponku untuk mengkonfirmasi pesanan sambil menjelaskan bahwa pesananku ternyata sudah habis.

"Ayam per ekor habis bu, kalau mau, pesan 2 paha dan 2 dada, sama aja harganya.", katanya menjelaskan.

Aku senang karena driver GO-JEK yang menerima pesananku cukup tanggap dengan memberikan opsi lain saat pesananku habis. Selanjutnya aku hanya tinggal melanjutkan leyeh - leyeh sambil menunggu mang GO-JEK datang mengantar pesanan.

Beranjak dari kasur juga belum, tidak sampai 30 menit Pak Yosef sudah datang mengantar pesananku. Enak apa enak banget coba.

"Kok cepet banget pak nyampenya?.", tanyaku penasaran. "Tadi lagi sepi bu, kalo rame ya ngantri bu pesannya.", jawab pak Yosef.

Penyelamat enak - emak malas masak dan malas gerak / dok.pribadi
Penyelamat enak - emak malas masak dan malas gerak / dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Sebagai konsumen tentunya aku sangat senang ketika pesanan makananku datang dengan cepat dalam kondisi hangat sehingga rating 5 bintang dengan mudah kuberikan kepada mang GO-JEK. Namun perlu diingat bahwa jasa pemesanan makanan dengan pihak ketiga seperti ini juga ada banyak faktor yang mengiringi. Entah itu jalanan yang macet, human error, atau restoran yang sedang ramai dan penuh pelanggan. Terkadang juga nominal yang kita bayarkan jumlahnya lebih besar dari estimasi harga saat memesan makanan, karena  ternyata ada PPn yang juga harus dibayarkan. Jadi kalau ternyata ada hal - hal yang terjadi diluar ekspektasi kita, jangan buru - buru marah atau baper ya. Jadi konsumen yang bijak yuk.

Berbuka dengan nasi, ayam bakar, sambal serta lalap saja sepertinya kurang seru. Supaya komplit akhirnya aku menyingsingkan rasa malas dan turun gunung ke dapur untuk menggoreng mendoan, tahu dan risol bihun supaya si ayam bakar banyak temannya.

Dan inilah hidangan berbuka kami sore ini. Semuanya nikmat. Terima kasih GO-FOOD, terima kasih mang GO-JEK.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Peran GO-FOOD dalam pengembangan UMKM berbasis kuliner

Aku sering berandai - andai, jika saja aplikasi GO-FOOD ini sudah ada sejak hamil anak pertama dan kedua dulu, pasti alangkah bahagianya diriku saat itu karena bisa pesan makan ini dan itu tanpa harus menunggu suami pulang kantor dulu. Namun bagaimanapun juga keberadaan GO-FOOD saat ini patut disyukuri karena terbukti banyak memberikan nilai positif. 

Tidak hanya membuka lapangan pekerjaan, memudahkan proses pesan antar makanan, namun aplikasi GO-FOOD juga membantu pelaku usaha kuliner dalam mengembangkan usahanya. 

Yang bisa bergabung menjadi mitra GO-FOOD nyatanya bukan hanya Restoran Waralaba besar saja seperti Ayam Bakar Mas Mono. Mendaftarkan usaha kuliner yang kita miliki di GO-FOOD  sangat mudah sekali, sehingga pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) juga bisa menjadi mitra GO-FOOD.

Contohnya De Karedox's, usaha catering rumahan yang dikelola oleh bu Elfi Yuseha dan suaminya, dengan dibantu 4 orang karyawan.

De' Karedox / dok.pribadi
De' Karedox / dok.pribadi
Mulanya kupikir bu Elfi ini hanya menjalani usaha catering rantang harian atau catering pesanan untuk acara - acara tertentu saja. Sempat menggunakan jasa cateringnya selama beberapa waktu, belakangan aku baru tahu kalau bu Elfi ternyata juga menjual aneka makanan saat hari - hari biasa.

"Kalu mau soto, ketoprak, gado - gado kita juga bisa Go Food ya bu. Cari aja, De Karedox's.", begitu katanya suatu ketika.

Aku akui bahwa masakan dan catering ala De Karedox's ini cukup memuaskan baik dari segi service maupun rasa masakannya sendiri. Itu sebabnya aku sering menggunakan jasa cateringnya. Namun rasa masakan yang enak tentunya tidak cukup menarik pelanggan untuk berdatangan. 

"Habis pake GO-FOOD alhamdulillah makin laris bu. Cepet abisnya", lanjut bu Elfi.

Mulanya De Karedox's hanya menjalankan usahanya dengan strategi marketing 'word of mouth', alias dari mulut ke mulut. Namun setelah menjadi mitra GO-FOOD, ternyata penjualannya mulai meningkat, dan tentu saja hal tersebut berpengaruh terhadap laba yang didapat.

Gado - gado ala De Karedox's
Gado - gado ala De Karedox's
GO-FOOD memang banyak  memberikan keuntungan bagi bisnis UMKM yang memiliki dana terbatas untuk mengembangkan layanan delivery dan strategi bisnis lainnya, seperti De Karedox's. Lewat kerjasama dengan GO-FOOD,  hanya dengan bermodal foto masakan yang menarik saja, mitra GO-FOOD dapat mempromosikan dagangannya  secara gratis kepada jutaan pengguna aplikasi GO-FOOD, yang notabene adalah calon konsumen.

Jika GO-FOOD sudah cukup membantu dalam bidang pemasaran dan akses calon konsumen terhadap warung kita, maka yang diperlukan oleh pelaku usaha adalah berlomba - lomba mempertahankan kualitas dan cita rasa makanan untuk memuaskan pelanggan agar tergoda untuk repeat order dan repeat order lagi. Jika sudah begitu bukan tidak mungkin usaha kuliner yang baru dirintis bisa semakin berkembang.

Menjadi mitra GO-FOOD tentunya merupakan salah satu langkah tepat yang dilakukan para pelaku usaha kuliner untuk mengembangkan  usahanya.

Bentuk dukungan GO-FOOD dalam wujud gelaran Harkulnas

Data Kementerian Perindustrian mencatat, industri makanan dan minuman menyumbang 34,95% dari Produk Domestik Bruto (PDB) non-migas pada triwulan III 2017, atau meningkat 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2018, industri makanan dan minuman tumbuh lebih dari 10% atau lebih tinggi dari tahun 2017 lalu.

Bentuk dukungan GO-FOOD terhadap perkembangan UMKM berbasis kuliner tidak hanya terbatas pada aplikasi saja. Untuk mendongkrak skala bisnis UMKM kuliner di daerah - daerah, pada tahun ini GO-FOOD menyelenggarakan Hari Kuliner Nasional (Harkulnas) yang merupakan pesta kuliner raksasa di 11 kota (Jabodetabek, Surabaya, Makassar, Palembang, Cirebon, Yogyakarta, Medan, Semarang, Bali, Solo, dan Malang) selama tanggal 5-13 Mei 2018 lalu. 

Kebetulan saya sempat mampir di gelaran Harkulnas GO-FOOD Bogor yang bertempat di Bale Binarum. Bukan hanya pilihan kuliner menarik saja yang bisa kita nikmati disana, namun ada performance menarik yang cukup menghibur. Saat kami datang, kebetulan ada penampilan dari seorang pesulap yang sedang beraksi di panggung. Kemudian, mungkin karena pakaian anak sulungku Kirana yang eye catching, si pesulap meminta Kirana untuk naik panggung dan mendampingi aksinya.

Saat mengunjungi HARKULNAS di Bale Binarum Bogor
Saat mengunjungi HARKULNAS di Bale Binarum Bogor
Aku sih tetap berharap acara serupa tetap diadakan kembali tahun depan. Karena selain banyak promo dan keseruan yang didapat di Harkulnas, acara tersebut juga menambah khasanah kuliner kita. Dan tentu saja hal ini dapat membantu perkembangan UMKM berbasis kuliner di Indonesia.

Maju terus GO-FOOD, maju terus kuliner Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun