Mohon tunggu...
Dian Yulia Kartikasari
Dian Yulia Kartikasari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penikmat alam, kuliner dan menyukai dunia tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak kita bukan fatamorgana

18 September 2014   20:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:18 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1411023314883756623

Kusulut sebatang rokokku namun hambar
Kukecap kopiku namun pahit
Kutimang hatiku namun gamang
Aku ingin berkata namun lidahku kelu

Kadang aku tak mengerti isi hati
Kadang kuingin teriak dan berlari
Melukiskan keindahan semesta
Menarikan ritme jiwa

Mozaik itu mulai terlihat nyata
Untaian kabut pun mulai berpendar
Terkadang cinta itu jenaka
Saat disakiti, namun tertawa

Cinta lengkapi sebuah perjalanan
Dimana akan kembali
Menuju awal mula
Kau memulai segalanya

Pusara itu kembali berputar
Membawa kelebat bayang masa silam
Apakah itu realita
Apakah itu fatamorgana

Jika ini maya
Tolong panggilku ke dunia fana
Jika ini nyata
Biarkan kutetap terjaga

Hikayat cinta tak lekang usia
Biarkan hati bicara
Kadang tak butuh logika
Cukup senyummu yang selalu ada

Kusuka saat kau merona
Tersipu merah jambu
Desah nafasmu wangi hiasi suasana
Saat kukecup manis bibirmu

Aku hanya ingin mencintaimu secara sederhana
Seperti yang tak dapat disampaikan fajar kepada senja
Seperti yang tak dapat diungkapkan mutiara kepada tiram
Dan apa yang tak terungkap bertahun silam

** Oleh : Adil & Dian **
(Ilustrasi : http://weddingphotography.com.ph photo via DelsolPhotography)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun