Mohon tunggu...
Dian Yuanita Wulandari
Dian Yuanita Wulandari Mohon Tunggu... -

Youth | Dynamic | Writing is one of passion

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maafkan Kecongkakan Ini, Pemuda Gaza

10 Juli 2014   18:21 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:45 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oh Allah,

Mereka, yang kini berada di ujung harapan hidup dan mati. Seakan mendobrak ulu hatiku untuk tersadar akan artinya hidup. Untuk tersadar akan makna waktu yang terus berjalan. Mereka, yang kini bergelimpangan, berlumuran darah. Segar. Seakan mencaciku, “Apa yang kau perbuat semasa hidup tak sebanding dengan apa yang telah kami perjuangkan untuk hidup.”

Oh Allah, mungkin keegoan dalam pikirku yang tak berujung yang membuatku kian congkak di hadapanMu. Tak mampu memaknai hidup seutuhnya.

Sedang mereka dalam keterjepitan minta diselamatkan, minta dilindungi. Ngilu hati ini melihat ribuan pasang mata kuyu anak – anak dan pemuda yang meronta tiada habisnya karena ditodong oleh serdadu bersenjata. Oh Allah, mengapa harus mereka? Mengapa harus anak – anak dan pemuda yang mereka habisi?

Mereka, hampir sebagian dari mereka yang terbunuh, adalah sebayaku. Wahai kamu, pemuda pemudi tangguh, maafkan aku yang hanya bisa terpaku ini. Maafkan aku atas dosaku yang tak mampu menjadi kawan baikmu. Aku tahu, di saat kalian berjuang menghadapi para Zionis, disaat kalian melindungi keluarga dan sesama, aku justru hanya mengurai gelak tawa. Merasa hidup ini sempurna. Tanpa pernah mengerti bagaimana kalian mempertaruhkan nyawa di tengah himpitan hidup.

Maafkan aku, yang mungkin ketika kalian kelaparan, aku justru sering membuang makanan dengan riangnya. Aku masih belum paham bagaimana itu lapar dan bagaimana itu menahan rasa lapar di tengah perjuangan panjang melawan kematian. Maafkan aku, pemuda Palestina.

Maafkan aku, lagi dan lagi, yang mungkin hanya mempergunakan malamku untuk hal – hal yang penuh kemubadziran. Ya, aku paham. Shopping, clubbing, adalah gaya hidupku. Maafkan aku, aku sangat tidak paham bagaimana itu tidur penuh diliputi rasa ketakutan. Oh, Allah.. Bahkan mungkin kalian tak pernah tidur, karena justru saat malam itulah waktu kalian mendekatkan diri pada Sang Rabbi. Atau justru memperkuat pertahanan barisan berani matimu untuk melawan mereka yang tak bisa diprediksi kedatangannya. Maafkan aku.

Maafkan aku, lagi. Sekali lagi… Atas kemampuanku yang terbatas. Yang hanya bisa mengucap ‘Pray For Gaza’ dan menulis komentar di banyak media sosial. Aku tahu, aku tahu. Itu bukan yang kalian harapkan. Itu bukan solusi. Bagaimana lagi, aku belum bisa melakukan lebih jauh dari ini. Memberikan donasi uang untuk kalian? Maaf, kami juga masih mengemis pada orang tua. Menyumbangkan baju bekas? Maaf lagi, itu sudah aku rencakan untuk di jual di garage sale. Menjadi relawan? Apalagi, maaf beribu maaf… Aku sangat tak mampu. Aku belum siap mati. Aku sangat takut mati. Belum ada persiapan untukku menghadapNya. Maafkan aku…

Wahai kamu, kalian pemuda di jalur Gaza. Aku tahu, perjuangan masih belum usai sampai detik ini, bahkan esok hari. Sedihnya, yang kudengar  para ulama Palestina telah berikrar bahwa tragedi kemanusiaan yang terjadi di negerimu tak akan berakhir hingga akhir jaman. Tapi kalian akan terus berjuang ‘kan?  Sungguh, kini hampir kumengerti apa itu perjuangan.

Wahai kamu, kalian para syuhada. Tiada yang mampu kulakukan lebih banyak lagi, kecuali berdoa. Allah punya syurga terindah untukmu, untuk kalian. Dan aku akan senantiasakan menyelipkan doa itu untukmu, untuk kalian. Sekali lagi, untuk yang terakhir, maafkan aku. Masih banyak yang harus aku sampaikan penyesalan ini. Masih sangat banyak, harusnya.

Jogjakarta, di tempat yang dingin

10 Juli 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun