Mohon tunggu...
Dian Wijayanti
Dian Wijayanti Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Nutrisionis

Seorang nutrisionis yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Diet untuk Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2

14 November 2019   00:00 Diperbarui: 14 November 2019   00:01 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Diabetes Melitus (DM) tipe 2, atau Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM), menyumbang sebagian besar kasus diabetes mellitus di seluruh dunia. DM tipe 2 adalah penyebab kematian keempat atau kelima di sebagian besar negara maju dan berkembang.

Dalam beberapa dekade terakhir, peningkatan prevalensi dan kejadian DM tipe 2 telah banyak terjadi di dunia, terutama di negara berkembang. Diperkirakan mayoritas kasus DM tipe 2 di masa depan akan terjadi pada negara-negara berkembang.

DM tipe 2 dikaitkan dengan kematian yang disebabkan oleh komplikasi penyakit. Sebagian besar  disebabkan penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, dan infeksi. Tingkat risiko kematian orang dengan diabetes 1,5-2,5 kali lebih tinggi, dengan tingkat pengurangan harapan hidup rata-rata sekitar 10 tahun.

Faktor risiko DM tipe 2 ada yang tidak dapat diubah dan ada yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat diubah, yaitu ras / etnis, faktor genetik, usia dan jenis kelamin. Sedangkan faktor risiko DM yang dapat dimodifikasi adalah obesitas/ kegemukan, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, konsumsi makanan tinggi karbohidrat, kurang konsumsi serat makanan, asupan zat gizi mikro (vitamin E, magnesium, dan kromium), dan ASI eksklusif.

Berikut ini akan dibahas satu per satu faktor risiko DM tipe 2 yang dapat dimodifikasi.

  • Kegemukan/ Obesitas

Obesitas sering terjadi bersamaan dengan diabetes tipe 2, dan dalam banyak penelitian, obesitas telah terbukti menjadi prediktor kuat perkembangan DM tipe 2. Obesitas sudah meningkat pesat di banyak populasi dalam beberapa tahun terakhir, karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan.

  • Kurangnya aktivitas fisik

Sejumlah penelitian telah menunjukkan pentingnya aktivitas fisik dalam pengembangan DM tipe 2. Aktivitas fisik yang dianjurkan adalah 5 hari per minggu. Sebuah studi menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan sensitivitas insulin pada orang dewasa yang resistan terhadap insulin.

  • Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh

Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dapat menyebabkan penurunan toleransi glukosa, menurunnya pengikatan insulin dengan reseptornya, dan mengganggu transportasi glukosa. Sebaliknya, asam lemak omega-3 dapat memperbaiki resistensi insulin yang disebabkan oleh konsumsi makanan tinggi lemak jenuh.

Beberapa studi epidemiologi menunjukkan adanya hubungan terbalik antara asupan ikan dan risiko gangguan toleransi glukosa. Semakin banyak konsumsi ikan, maka risiko gangguan toleransi glukosa semakin rendah.

  • Konsumsi makanan tinggi karbohidrat.

Asupan karbohidrat yang tinggi akan meningkatkan pengeluaran insulin dalam mempertahankan keseimbangan glukosa. Diet tinggi karbohidrat mengakibatkan pengeluaran insulin yang tinggi, yang bisa mempercepat penurunan fungsi insulin dan mengarah ke gejala DM tipe 2.

  • Kurang konsumsi serat makanan.

Serat makanan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah setelah makan dan respons insulin. Serat makanan berkaitan dengan indeks glikemik (IG). Indeks Glikemik (IG) adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan. Atau secara sederhana dapat dikatakan sebagai tingkatan atau rangking pangan menurut efeknya terhadap kadar glukosa darah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun