Mohon tunggu...
dian valeria
dian valeria Mohon Tunggu... Mahasiswa - EDUKASI

TETAP PATUHI PROTOKOL KESEHATAN!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Bahasa Gaul dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

17 Januari 2022   13:30 Diperbarui: 17 Januari 2022   13:44 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Pendahuluan 

Majunya perkembangan teknologi di Indonesia menyebabkan berkembangnya pula cara berkomunikasi bagi masyarakat. Tidak hanya media handphone alat komunikasi yang berkembang pesat. Dewasa ini perkembangan internet sangat melesat jauh. Tidak lagi sebagai media browser, internet kini sebagai media komunikasi yang maju. Social Network atau Jejaring sosial di dunia maya kini makin menyebar layaknya jamur. Friendster, Koprol, Tumblr, Plurk, Facebook, Twitter dan banyak lagi macamnya.

Umumnya kalangan remajalah yang aktif menggunakan sarana jejaring sosial ini. Kini bahasa gaul yang kian santer digunakan para remaja dalam berkomunikasi. Hal ini ikut pula berpengaruh dalam tatanan bahasa Indonesia yang kurang sesuai dari kaidah yang seharusnya. Yang nantinya akan berpengaruh terhadap kebiasaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

  • Pengaruh bahasa gaul

Dari masa ke masa makin banyak istilah-istilah baru. Istilah lama yang kini jarang terdengar tanpa sadar telah tidak laku lagi akibat munculnya istilah baru yang lebih. Tidak sedikit kata-kata itu sudah tidak dikenal lagi dan berganti dengan istilah lain yang lebih "funky". Kata-kata tersebut biasanya merupakan bahasa daerah yang dipelintir atau dipelesetkan artinya. Ada juga kata yang posisi konsonan dan vokalnya diubah sedemikian rupa, menimbulkan bunyi baru yang cukup unik dan lucu kalau didengar. Seperti enggak, garing,ember loe, gue, ugha, paandah, sabodo, bomat, dan lain sebaginya.

Bahasa gaul adalah dialek nonformal baik berupa slang atau prokem yang diungkapkan oleh kalangan tertentu, bersifat sementara, hanya berupa variasi bahasa, penggunaannya meliputi: kosakata, ungkapan, singkatan, intonasi, pelafalan, pola, konteks serta distribusi.

Bahasa gaul kini tidak hanya digunakan oleh para ABG, orang yang sudah tidak bisa dibilang muda lagi pun suka menggunakan bahasa gaul. Mengapa demikian, karena bahasa gaul sudah beredar sejak tahun 1970-an sehingga yang dahulu berjaya menggunakan bahasa gaul dan kini telah berumur pun akan menjadi kebiasaan hingga di usia tua.

Tidak ada larangan menggunakan bahasa gaul. Bahasa ini memang tidak tersedia di Kamus Besar Bahasa Indonesia. artis kenamaan Debby Sahertian malah menerbitkan suatu buku yang berjudul 'Kamus Bahasa Gaul'. Berisi tentang daftar istilah yang digunakan oleh para remaja. Tidak jauh beda dengan yang sebelumnya kita bahas. Perkembangan bahasa gaul akan tetap terus berkembang mengikuti bergulirnya zaman.

Memang tidak semua remaja Indonesia menggunakan bahasa yang tidak lazim itu. Mereka yang menganggap dirinya 'keren' dan 'gaul' tersebut hilang kesadaran dan semakin jatuh saja pendidikan tentang berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bagaimanakah berbahasa Indonesia dengan baik dan benar itu? Utuk dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, harus diperhatikan situasi pemakaian dan kaidah yang digunakan.

Dalam situasi resmi pada saat pembelajaran, mangkritik karya seni/produk dengan bahasa lugas dan santun tentunya dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Dalam sebuah kritik, bukanlah kritik objek dan keputusan yang dapat disetujui bersama oleh semua orang, melainkan bagaimana ia dapat mempertanggungjawabkan keputusannya itu, satu keputusan yang mungkin baginya tidak bagi orang lain. Keputusan yang diambil merupakan kebenaran internal yang diyakini.

Dari penjelasan diatas, jadi pengaruh bahasa gaul dalam pembelajaran memberikan kritik ini adalah dari hal kecil ini, kebiasaan berbahasa gaul, dapat menjadi suatu kebiasaan dan akan sulit berbicara menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar di lingkungan formal. Tujuan Pembelajaran ini, siswa dapat  menentukan keunggulan/kekurangan karya seni/produk dan siswa dapat menggapi kritikan teman.

  • Penutup 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun