Membina Remaja Sukses di Era Teknologi dan Media Sosial

Menjadi remaja yang sukses di era teknologi dan media sosial saat ini memerlukan kemampuan untuk mengelola waktu, fokus, dan prioritas dengan baik. Tentu saja, ini memiliki tantangan tersendiri bagi mereka. Terlebih berbagai gejolak rasa, tumpukan keinginan dan pencarian jati diri sedang tumbuh di dalam diri mereka yang sedang beranjak remaja. 

Namun sebagai orang tua atau guru, kita tidak bisa tinggal diam. Selaiknya kita bisa tetap membantu dan mendukung usaha mereka untuk menemukan dirinya dalam bentuk sebaik-baiknya diri di tengah gempuran tren yang terus berganti dan mungkin banyak mempengaruhi bahkan mengalihkan fokus mereka akan tujuan dan tugas mereka yang sebenarnya.

Sebagai orang tua/guru kita bisa membantu mereka untuk sukses mengendalikan diri, dan tetap menjadi remaja yang sadar pada tugasnya -- belajar, dan fokus pada tujuannya -- menggapai cita-cita terbaik mereka.

1.       Bantu mereka menentukan tujuan

Beberapa mungkin belum sadar betul apa sebenarnya tujuan hidup mereka. Mereka pergi ke sekolah tanpa tujuan yang berarti. Misalkan, hanya sebatas agar bisa bertemu dengan teman bahkan hanya agar tidak duduk diam di rumah.

Lebih dari itu, ajak anak remaja untuk mengerti betul bahwa dia harus memiliki tujuan yang jelas. Mereka harus bisa menentukan apa yang ingin dicapai dalam hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang dan membuat rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Seperti ketika ia akan naik ke puncak sebuah bangunan, maka ia harus meniti anak tangga satu per satu. 

Begitu juga dengan perwujudan cita-cita atau tujuan hidup. Mereka harus memulai meniti anak tangga tersebut sedini mungkin, sejak ia duduk di bangku sekolah.

2.       Fokus pada Pendidikan

Pendidikan adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Jangan lelah untuk mengingatkan mereka agar fokus pada belajar dan mengembangkan keterampilan yang berguna. Banyak remaja yang lalai dan lupa akan tugasnya sebagai pelajar. Pergi ke sekolah hanya sebagai penggugur tugas dan mematuhi perintah orangtua dan aturan sekolah. Adapun masalah belajar, remaja banyak yang masih menganggapnya hal yang tidak begitu penting.

Godaan games online dan media sosial jauh lebih dianggap lebih menarik dibandingkan dengan buku-buku pelajaran. Nonton video viral jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan menonton konten edukasi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang ada di sekolah atau yang bisa menambah wawasan keilmuannya.