"Kamu mau aku bantu carikan penggantiku?" ujarnya lewat sebuah pesan WA.Â
Tanpa sadar, aku pun memintanya mencarikannya sesuai dengan kriteriaku. Dengan nada yang lapang, Ayu pun mengiyakan siap mencarikan. Ketika aku sadar diri dan mengenang beberapa kejadian yang membuat aku cemburu, hari itu pasti aku telah melukai hatinya.Â
Aku melihat orang lain membubuhkan jempol di potonya saja hatiku hangus terbakar. Apalagi ini, aku malah memintanya mencarikan pengganti. Betapa jahatnya aku. Â
Ayu, maafkan jika aku sudah membuatmu merasakan cemburu dengan bahasan tentang calon istri baruku.
Sajadah sudah kulipat lagi. Aku kembali beranjak ke tempat tidur. Berbaring lagi, melamunkan sosoknya yang sering memenuhi langit-langit kamar kostku. Takdir tidak bisa berubah begitu saja, apa yang sudah terjadi tidak mungkin diperbaiki dan terulang kembali. Ayu akan tetap menjadi dirinya yang sekarang, dan aku pun akan tetap menjaid diriku yang saat ini masih terus kupelajari. Ya, aku tidak akan pernah berhenti belajar menerima keadaan diri. Berjuta cara, aku selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan tidak mengulang kesalahan yang sama. Â
Untuk Ayu, ada rangkaian doa yang selalu aku panjatkan. Semoga dia mendapatkan pasangan yang jauh lebih baik daripadaku. Adapun Ayu, aku yakin mantan istriku itu selalu memanjatkan doa terbaik untukku.Â
Terima kasih, Ayu
Andai Lebaran ini masih bersama Ayu. Mungkin akan lain cerita. Namun apa guna terus berandai-andai. Tidak semudah membalik telapak tangan untuk memperbaiki semua keadaan.