Mohon tunggu...
Dian Charismana
Dian Charismana Mohon Tunggu... -

Laki-laki yang mengejar mimpi. sedang menyelesaikan studi SI di universitas negeri yogyakarta dan merintis melanjutkan studi S2.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menara Kudus sebagai Kebanggaan Masyarakat Lokal

13 April 2011   04:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:51 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masjid Al Aqsa atau masjid Raya Al Manar yang lebih dikenal masyarakat sebagai masjid Menara Kudus, adalah salah satu masjid dengan karakteristik unik dalam arsitekturnya dan bahkan memiliki ciri khusus yang diluar pakem dalam pembangunan masjid di jazirah Arab. Terdapatnya bangunan menara dilingkungan masjid dengan desain yang unik, membuatnya lebih dikenal masyarakat sebagai masjid Menara Kudus. Sebagaimana masjid – masjid di Jawa yang memiliki desain unik, seperti masjid Demak – lihat tulisan pada wisata religi masjid Agung Demak, begitu pula masjid Menara Kudus, memiliki keunikan baik dari segi desain maupun sejarahnya. Masjid Al Aqsa atau masjid Menara Kuduslokasinya berada di Kauman, Kecamatan Kota, sekitar 1,5 km ke arah barat pusat kota ( Simpangtujuh ). Jika kita berkunjung ke Kudus, tiada lengkap kunjungan kita kalau belum mengunjungi masjid Menara Kudus, yang sudah menjadi salah satu landmark kota Kudus. Letaknya yang tidak jauh dari pusat kota, membuat masjid Menara Kudus ramai dikunjungi orang setiap harinya. Sejarah berdirinya masjid Menara Kudus, tidak lepas dari peran Sunan Kudus sebagai pendiri dan pemrakarsa. Sebagaimana para wali songo yang lainnya, Sunan Kudus memiliki cara yang amat bijaksana dalam dakwahnya. Diantaranya, beliau mampu melakukan adaptasi dan pribumisasi ajaran Islam ditengah masyarakat yang telah memiliki budaya mapan dengan mayoritas beragama Hindu dan Budha. Cara inilah yang diakui oleh banyak kalangan tokoh agama dan budayawan sebagai salah satu kunci sukes dakwah Sunan Kudus  dan  wali songo dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara. Pencampuran budaya Hindu dan Budha dalam dakwah yang dilakukan Sunan Kudus, salah satunya dapat kita lihat pada masjid Menara Kudus ini. Bangunan menara, sebagai salah satu elemen yang menonjol, mengadopsi model bangunan ibadah umat Hindu dan Budha. Bangunan menara, tersusun dari batu bata dengan bagian kepala menara berbentuk atap tumpang atau tajuk dari kayu jati dengan empat saka guru. Dibagian atas menara, diletakkan bedug dan kentongan sebagai pertanda waktu dan even tertentu. Nah, di Kudus dikenal tradisi “dandangan”, sebuah tradisi menandai diawalinya puasa Ramadhan dan pada saat itulah bedug dan kentongan itu dibunyikan. ( jadi ingat, waktu kecil suka diajak teman-teman pergi ke menara, hanya untuk mendengarkan bunyi bedug dan menikmati ramainya pesta rakyat pada acara dandangan ). Tidak hanya sampai disitu, dilingkungan masjid Menara Kudus, terdapat gapura yang mirip dengan bangunan candi, yang tersusun dari batu bata tanpa semen, yang merupakan ciri khas candi di Jawa Timur. Ada juga tempat wudlu yang berupa pancuran yang berjumlah delapan dengan arca yang diletakkan diatasnya ( sekarang masih nggak ya .. ? ), konon mengadaptasi dari keyakinan Budha, “Delapan jalan kebenaran” atau “Asta Sanghika Marga”. Tidak hanya menara, bangunan-bangunan di sekeliling masjid juga banyak yang mirip dengan bangunan candi. Gapura di depan masjid yang tersusun dari batu bata tanpa semen tidak lain merupakan ciri khas candi di Jawa Timur. Ada juga pancuran untuk wudhu yang berjumlah delapan. Di atas pancuran itu diletakkan arca. Jumlah delapan pancuran, konon mengadaptasi keyakinan Buddha, yakni ‘Delapan Jalan Kebenaran’ atau Asta Sanghika Marga. Menurut sejarah dan tanda – tanda yang terdapat di masjid Menara Kudus, ada keyakinan bahwa masjid ini didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M. Hal ini dapat diketahui dari enkripsi ( sandi ) pada batu yang lebarnya 30 cm dan panjang 46 cm yang terletak pada mihrab masjid yang ditulis dalam bahsa Arab. sampai disini aja lah ceritane biar agak -agak penasara...hehe....makane jika melintas kota KUDUS mampir saja ke masjid menara ini...sekedar melihat bentuknya atau sekalian berziarah..hehe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun