Mohon tunggu...
Dian Pangastuti
Dian Pangastuti Mohon Tunggu... -

Universitas Sebelas Maret - Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Darurat Gibah, "Gimana Nih"?

28 Februari 2018   13:03 Diperbarui: 28 Februari 2018   13:28 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yaa gitu deh jaman sekarang alias "jaman now" sepertinya ghibah sudah dianggap hal yang biasa. Mungkin daridulu sudah ada ya, tapi sekarang dengan adanya teknologi, sosial media dan keberadaan "beberapa pengguna yang kurang bijak" dengan mudahnya mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas di kolom komentar ataupun membicarakan aib dibelakang orang yang bersangkutan menjadi hal umum dilakukan. Ghibah.

Jujur, aku sendiri kadang sadar ga sadar juga masih terbawa arus ghibah nih, masih suka nonton acara gosip, ngerumpi, kadang juga masih ngomongin orang hehehe. Berasa untuk saat ini susah banget lepas dari ghibah karena akses untuk ber-ghibah banyak dan gampang banget terbawa. Sebagai wanita susah susah gampang yaa, maklumlah kaum hawa pasti tau sendiri apa alasannya hehehe. Tanpa bermaksud menggurui, aku mau mengajak diriku sendiri ini supaya bisa mengurangi yang namanya ghibah. 

Rasa nya sia-sia aja nanti amal yang kita miliki pahalanya bisa rusak atau berkurang karena hobby yang ga sehat tapi candu (ghibah). Salah satu saran dari teman diskusiku dan bisa aku lakukan untuk mengurangi ghibah adalah dengan tidak banyak membandingkan kehidupan orang lain.

Sosial media saat ini tidak lepas dari foto-foto yang instagramable, yang kayaknya indah banget hidupnya ataupun justru sebaliknya foto atau video nya sudah bagus tapi bagian kolom komentar isinya macem-macem aneh-aneh. Jaman sekarang orang lebih suka baca komen dibanding lihat konten dari apa yang di share.

Entah secara otomatis, selain bikin kecanduan, kita kadang jadi terbawa arus jadi karakter yang dengan mudahnya menilai sesuatu, men-judge sesuatu bahkan seseorang. Ghibah lagi deh nanti ending-nya. 

Tidak membandingkan kehidupan orang lain dengan yang lainnya dan tidak membandingkan dengan hidup kita sendiri, mungkin bisa sedikit meredam hasrat untuk ber-ghibah. Banyak ternyata yang masih harus kita kerjakan, prestasi dan goal  hidup banyak yang perlu kita raih supaya lebih bermanfaat bagi keluarga ataupun orang lain di luar sana. Jangan lupa, ibadah kita sendiri juga apa yakin sudah benar-benar bagus? Malu hehehe.

Tuhan maha baik, mungkin selama ini ketika kita asik larut dalam dunia per-ghibah-an, aib kita masih Tuhan tutupi, dijaga. Padahal sebagai manusia kita pasti punya kekurangan, pernah salah, khilaf. Jadi kekurangan - kelebihan orang lain pun itu hal wajar, tidak perlu dibesar-besarkan, diceritakan ke sana-sini sebagai bahan baku ghibah. Semoga kita semua selalu dilindungi dari sifat buruk kita sendiri, aamiin. Semangat positif !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun