Mohon tunggu...
Dian Nitasari
Dian Nitasari Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Leadership Senin & Kamis 07.30

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Apakah Kepemimpinan Spiritual Baik untuk Digunakan?

16 Agustus 2021   15:22 Diperbarui: 16 Agustus 2021   15:26 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Based on Louis W. Fry, Sean T. Hannah, Michael Noel, and Fred O. Walumbwa, ''Impact of Spiritual Leadership on Unit Performance,'' The Leaders

Sebelum membahas lebih jauh, terlbih dahulu kita akan menjelaskan definisi dari spiritual leadership itu sendiri. 

Spiritual leadership, merupakan kepemimpinan yang berusaha untuk menampilkan nilai, sikap, dan perilaku yang diperlukan untuk secara intrinsik memotivasi diri sendiri dan orang lain menuju rasa ekspresi spiritual melalui panggilan dan keanggotaan.

Jika kita membahas spiritual maka itu berkaitan dengan rohani, batin dan juga kepercayaan seseorang terhadap sang pencipta. Sehingga pemimpin spiritual ini berarti pemimpin yang menjalain hubungan dengan berkomitmen untuk mencintai, bersikap jujur, sederhana, dan membawa perubahan. \

Menurut Tobroni (2005), konsep kepemimpinan spiritual diyakini sebagai solusi terhadap krisis kepemimpinan saat ini, akibat semakin merosotnya nilai-nilai kemanusiaan sebagai dampak dari adanya ethical crisis.

Dengan kata lain kepemimpinan spiritual adalah kepemimpinan yang memimpin dengan hati berdasarkan pada etika religius, mampu membentuk karakter, integritas dan keteladanan. Dimana kepmimpinan ini tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor ekternal saja, akan tetapi diimbangi dengan faktor internal hati nuraninya.

Kita dapat melihat pada gambar diatas bahwa hal pertama yang perlu dilakukan oleh pemimpin spiritual menciptakan visi, sehingga anggota organisasi dapat merasa terpanggil dalam melakukan pekerjaan mereka. 

Kemudian pemimpin spiritual ini berusaha untuk membangun budaya perusahaan berdasarkan cinta altruistik yang mencakup pengampunan, kepedulian yang tulus, kasih sayang, kebaikan, kejujuran, kesabaran, keberanian, dan penghargaan, yang memungkinkan orang mengalami rasa keanggotaan dan merasa dipahami.

Dan juga diperlukannya suatu harapan dan keyakinan dalam mempimpin dengan spiritual ini karena untuk membantu organisasi dalam mencapai hasil yang diinginkan. Harapan pemimpin ini meliputi ketekunan, daya tahan, tujuan yang terbentang, dan harapan yang jelas akan kemenangan melalui usaha.

Perilaku pemimpin spritual ini akan membuat karyawan merasa terpanggil untuk mengerjakan tugas tersebut karena di dalam terdapat suatu makna. 

Tujuan utama spiritual leadership untuk mengembangkan budaya yang mendukung kemajuan secara terus-menerus, dan perbaikan dalam pelayanan pelanggan, melalui pemenuhan pergeseran budaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun