Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mission Impossible, Berasa Jadi Agen Rahasia

23 Juli 2019   06:01 Diperbarui: 23 Juli 2019   06:27 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walau mungkin sudah tahu bahwa dollar sudah ada di tangan saya, namun karena saya tidak merespon setiap panggilan telepon yang masuk maupun pesan melalui WhatsApp, maka sepanjang jalan yang saya lewati sambil berlari maupun bergantian dengan jalan cepat itu, dering telpon maupun denting pesan  WhatsApp ikut berkejaran di handphone saya. 

Saya tidak mempedulikan lagi semua dering panggilan telpon maupun pesan  WhatsApp itu. Keterlambatan sekian menit dari tenggat waktu lebih memacu adrenalin saya untuk bergerak lebih cepat lagi agar sampai di kedutaan.

Saya tidak tahu berapa menit waktu yang terpakai dalam perjalanan yang benar-benar menguras energi maupun emosi saya itu, hingga saya sampai di gedung yang saya tuju. 

Baru saja saya tiba di depan pintu lobby gedung dimana kedutaan berada, saya sudah disongsong seorang laki-laki yang usianya tak beda jauh dengan saya dengan wajah perawakan keturunan Asia Selatan.

Setelah bersalaman, tanpa banyak bicara dan nafas masih ngos-ngosan saya langsung menyerahkan dollar yang ada di tangan saya kepadanya. Mata saya berkeliling mencari kursi buat beristirahat melepaskan capek dan sesak nafas saya, tapi saya malah diajak untuk ikut bersama dia.

Kami menuju lift yang terletak tidak jauh dari meja resepsionis. Sang penghubung mengaktifkan tombol lift dengan visitor card yang diberikan oleh resepsionis, memencet nomor lantai yang kami tuju dan beberapa saat kemudian lift bergerak naik.

Hanya dalam beberapa detik kemudian lift berhenti dan pintunya terbuka. Sebuah ruang tunggu yang juga terdapat meja resepsionis dan seorang wanita muda yang duduk di belakang meja serta seorang petugas security menyambut kedatangan kami. Sang agen berjalan menuju meja resepsionis, berbicara singkat sambil menyerahkan dollar yang ada di tangannya. 

Sang resepsionis lalu mengajak agen mengikuti dia melewati pintu yang ada di samping security, lalu kemudian keduanya menghilang dibalik pintu. Saya lalu duduk di kursi tamu, sekilas saya lihat sang petugas security melirik saya dengan pandangan menyelidik. Tapi saya cuek saja.

Ruangan berpendingin itu menyerap keringat saya yang tadi mengucur membasahi seluruh tubuh. Nafas sayapun sudah kembali normal. Sambil duduk, mata saya sekilas mencoba menyapu rangan yang tidak begitu luas tersebut. Di dinding yang berada di belakang meja resepsionis terdapat sebuah tulisan: "Embassy of the...", sebuah nama negara Asia Timur tertulis disana.

Tidak lama kemudian, kedua orang tadi kembali dari dalam ruangan yang mereka masuki tadi. Sang resepsionis kembali ke meja kerjanya, sementara sang penghubung berjalan mendekati tempat saya duduk dan kemudian duduk di kursi yang ada di samping saya.

Sang penghubung menyerahkan dokumen yang baru saja dibawanya dari ruangan dalam kedutaan. Sebuah pasport berwarna hijau yang di salah satu halamannya telah di tempel dengan sticker visa kunjungan ke negara bersangkutan. Di samping pasport juga terdapat uang kembalian pecahan kecil US Dollar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun