Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keringat Ngucur Saat Makan di HokBen

4 Maret 2018   09:00 Diperbarui: 9 Maret 2018   13:17 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya yakin Anda sudah pernah atau malah sering makan di restoran cepat saji, baik sendiri, bareng teman atau malah mengajak keluarga, iya, kan? Ngaku aja deeeh... Kalau bohong dosa tau...

Restoran cepat saji yang saya maksudkan bukan yang lokal seperti Restoran Padang yang terkenal itu, lho! Tapi restoran cepat saji yang datang dari luar sono. Baik Amerika, Italia, Jepang, Korea dan yang lain-lainnya itu, tuh! Udah tahu, kan yang saya maksudkan? Kalau belum tahu mah, kebangetan...  Percuma jadi orang kota, orang kampung aja udah tau... 

Nah, ciri khas dari restoran cepat saji itu secara umumnya, apa coba? Tawar bin hambar, iye kan? Iya in aja, deh...  Daripada gue timpuk ame tahu bulat yang baru digoreng dadakan, nyaho deh...

Lalu,agar masakan mereka laku dan bisa dimakan ame kite-kite yang umumnya biasa makan masakan emak di rumah yang kaya dengan bumbu rempah, maka dikasihlah kita saos tomat atau sambel buatan pabrik yang rata-rata rasanya agak manis dan rada-rada pedas itu, maksud saya rada-rada, karena pedasnya cuman lewat di ujung lidah . Udah, segitu doang, puluhan tahun Cuma gitu-gitu aja...! Habis makan, maka belagaklah kita udah ngetren jadi orang modern nggak ketinggalan jaman, udah jadi orang kota dan nggak kampungan lagi, walau tinggalnya masih jauh di udik sekalipun, ndeso!

Nah, menyikapi sajian yang rasanya stagnan gitu, caelah gaya bahasanye bikin bikin eneg...  Kita ketahui bersama makanan Khas Indonesia dari Sabang sampai Merauke kaya akan rempah dan juga memiliki rasa manis, gurih dan rasa pedas. Bahkan, banyak orang yang mengaku merasa makanannya kurang mantap jika tidak ada rasa pedas. HokBen sebagai pelopor makanan bergaya Jepang di Indonesia terus berinovasi untuk menghadirkan produk dan layanan berkualitas bagi para pelanggan setianya.

Dengan melihat Tingginya minat masyarakat Indonesia yang gemar akan makanan pedas, mendorong HokBen untuk menjawab kebutuhan tersebut  dengan menghadirkan Sensasi Dahsyat yaitu: Memadukan makanan Jepang  dengan makanan khas Indonesia. 

Penasaran dan ingin tahu gimana rasanye masakan dari hasil inovasi mereka itu, sayapun lalu ikut dengan rombongan blogger yang pada doyan makan, apalagi kalau dapat yang gratisan dan saat kantong juga lagi bokek, biar jauhan dikit ke Tangerang, bela-belain deh, datangnye. Hehehe... 

HokBen Blogger Gathering, demikian acara ini diberi judul sama yang yang punya hajat. Berangkat dari rumah naik ojol, trus nyambung pake angkot,lalu nyambung  pake ojol lagi. Udah kebayang kan jauhnya? Maka sayapun sampai di resto cepat saji Hokben, Tangerang Kota.

Saat saya tiba di counter HokBen Jalan Daan Mogot yang berada di tengah kota Tangerang itu, sebagian teman-teman blogger sudah duluan sampai, seperti Dhevi Anggarakasih, sang koordinator blogger, bos madyang Rahab Ganendra, serta yang lainnya yang saya tidak semuanya hafal nama maupun wajahnya. Mereka sudah memulai ngetwit tentang counter HokBen maupun tentang acara yang akan berlangsung siang itu. Begitu juga mereka yang sudah memotret tempat-tempat atau lokasi sekitar tempat acara, ataupun produk-produk HokBen yang akan dibahas siang itu, juga telah mempostingnya di akun Instagram masing-masing, sayapun kemudian menyusul apa yang mereka lakukan.

Menunggu acara dimulai, saya juga berkeliling menghilangkan rasa bosan. Melihat lokasi HokBen Tangerang ini yang memang strategis, karena berada di pusat kota yang ramai dan hidup 24 jam, dibanding tempat sebelumnya yang berada di Cimone. Makanya tak salah juga bila Outlet ini buka 24 jam, karena situasi dan kondisinya memungkinkan. Walau posisinya di ruko, sehingga agak sedikit terbatas dalam memanfaatkan ruangan, tapi dengan adanya 116 kursi yang dibagi dalam tiga lantai, masih cukup memadai dalam melakukan pelayanan terhadap para tamu yang datang untuk menikmati hidangan mereka. Sebuah ruanganpun disulap untuk dijadikan arena acara ulang tahun bagi putra-putri keluarga tercinta. Bahkan juga tersedia sebuah ruangan khusus untuk mengadakan meeting sambil makan siang atau malam. Bila telah tiba waktu sholat, sebuah mushalla pun sudah tersedia untuk para pengunjung. Nah kurang apa lagi? 

Pukul 11 tepat acara dimulai dengan presentasi sejarah perkembangan HokBen, yang dimulai dari satu restoran di Tanah Abang, hingga berhasil membangun jaringan restoran cepat saji di kota-kota besar Indonesia, dengan menu khas dari negara matahari terbit itu. Kisah yang telah kami dengar berulang kali, hehehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun